Perkembangan televisi di Indonesia saat ini sudah berkembang sangat pesat. Perkembangan televisi juga ikut mempengaruhi perkembangan berbagai macam konten acara yang disuguhkan kepada pemirsa. Untuk mendapatkan tingginya rating, tidak jarang stasiun televisi kehabisan akal dan mencoba untuk meniru programa stasiun televisi lain yang rating-nya dianggap tinggi, tidak terkecuali programa reality show.
Pengertian dari reality show itu sendiri adalah genre acara televisi yang menggambarkan adegan yang seakan-akan benar-benar berlangsung tanpa skenario, dengan pemain yang umumnya khalayak umum biasa, bukan pemeran. (http://id.wikipedia.org/wiki/Reality_show). Reality show di Indonesia diramu dengan penambahan-penambahan (rekayasa) tertentu agar alur ceritanya menjadi lebih sendu.
Menarik sekali menyimak berbagai banyaknya programa reality show yang lalu lalang di layar kaca pemirsa Indonesia. Programa reality show yang saat ini banyak ditonton di tanah air adalah Termehek-Mehek. Alur cerita yang sama terjadi hampir disetiap episode yang ditayangkan. Tayangan seperti inilah yang sangat disenangi oleh penonton di Indonesia. Menurut data dari tulisan Pracoyo Wiryoutomo pada http://www.kompas.com pada Selasa, 6 Januari 2009 tertera, untuk tayangan Termehek-Mehek menembus average rating 7.2, dan share 26.6. Termehek-mehek adalah programa dengan rating dan share tertinggi di TRANS TV, bahkan semua stasiun televisi di Indonesia.
Sukses program ini seperti biasa, langsung mendapat “sambutan” dari stasiun televisi yang lainnya. Programa sejenis (reality show) yang ditayangkan pun menuai hasil yang bagus. Susilo dalam Jurnal Komunikasi (2005:11) menulis bahwa televisi merupakan anak kandung dari kapitalisme. Televisi akan melahirkan programa yang digemari khalayak, apapun macamnya. Selama tayangan tersebut masih mendatangkan keuntungan melimpah, acara tersebut akan selalu ditayangkan. Namun, bila masyarakat sudah mulai jenuh, tayangan tersebut dengan sendirinya akan ditinggalkan. Begitulah kondisi yang terjadi pada penonton kita.
Adanya kesamaan cerita dengan kejadian yang pernah atau sedang dialami oleh penonton serta kondisi sosial masyarakat Indonesia yang suka tertawa di atas penderitaan orang lain juga mempengaruhi digandrunginya programa-programa reality show. Inilah yang menjadi magnet mengapa penonton lebih memilih untuk mengganti saluran televisinya hanya untuk menonton reality show yang benar-benar sudah dimengerti oleh mereka bahwa tayangan tersebut hanya rekayasa semata, daripada menonton berita ataupun tayangan yang ber-genre edukasi dan mengandung nilai moral yang tinggi lainnya.
Di dunia pertelevisian, yang menjadi “Tuhan” adalah rating dan share. Angka rating menempati posisi penting di dunia televisi Indonesia. Bagi mereka, rating menjadi acuan utama. Angka rating menunjukkan berapa banyak suatu program ditonton oleh pemirsa televisi. Suatu program yang mempunyai rating tinggi lebih punya potensi mendapatkan iklan. Sebaliknya, acara yang rating-nya rendah, betapapun bagusnya acara itu, tidak mendapatkan pemasukan melalui iklan. (Jurnal Pemantau Media No. 70/2008 hal 4). Ketika rating sebuah programa tinggi, kontan saja para pemasang iklan memburu tayangan tersebut untuk dijadikan spot iklan. Para pemasang iklan mempertimbangkan, apabila rating programa tersebut tinggi, maka acara tersebut pasti banyak ditonton pemirsa, lalu ketika acara tersebut banyak ditonton, iklan mereka juga pastinya akan banyak ditonton pemirsa dan berharap adanya feedback untuk membeli produk yang diiklankan. Kesuksesan sebuah programa televisi di Indonesia juga bergantung pada banyaknya pemasukan iklan untuk programa yang akan ditayangkan.
Programa reality show yang sudah ada bahkan mungkin yang nantinya akan ditayangkan dengan konsep yang berbeda baiknya lebih memperlihatkan kebenaran yang sebenar-benarnya, bukannya kebenaran atau realita yang direkayasa dan didramatisir sedemikian rupa seperti yang selama ini kita lihat di layar kaca kita. Bukan juga khayalan-khayalan yang tinggi dan tidak akan bisa dicapai secara realistis. Semoga saja programa-programa reality show yang benar-benar realita semakin banyak karena dari acara tersebut kita mengetahui realita sebenarnya yang terjadi disekitar kita dan media serta masyarakat dapat menjalankan tugas sebagai fungsi pengawasan dan pengingat kepada pihak-pihak tertentu dari sindiran-sindiran halus yang ditayangkan di programa reality show.
Nama : Cakra Virajati
NIM : 153080155
Kelas : G
(Opini)
NIM : 153080155
Kelas : G
(Opini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar