rss
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites

Selasa, 01 Juni 2010

Penjaga Parkir Profesi Produktif dan Riskan



Lihatlah di sekeliling anda, tidak ada tempat di pinggir jalan daerah pertokoan yang lengah dari Penjaga Parkir. Profesi yang sering terlihat sepele atau tak berarti ini ternayata justru lebih produktif dan pasti. Bagaimana tidak, penghasilan perhari bisa mencapai ratusan ribu tanpa mengeluarkan modal materi, cukup mendapatkan perijinan dari pemkot ataupun penduduk daerah setempat, setelah melakukan beberapa kesepakatan, jalanlah usaha tersebut.
Hal ini mungkin sering menjadi pandangan jalan pintas bagi sebagian besar orang yang sudah tidak mampu lagi membiayai pendidikannya atau memang hanya sambilan santai saja. Parkir yang memiliki lahan mungkin memang tidak terlalu ber resiko, namun apa yang terjadi pada lahan parkir yang berada tepat di pinggir jalan? Kurangnnya perapihan lahan parkir mungkin juga harus diperhatikan oleh pemerintah kota, ataupun si pemilik toko ataupun tempat usaha lainnya.
Sering kali si Tukang Parkir ini tidak memikirkan apa yang berjalan di jalan raya, mereka hanya memikirkan bagaimana supaya mobil ataupun motor dapat keluar dari posisi parkir dengan nyaman dan mendapatkan uangnya. Tidak jarang ada kejadian di mana seorang tukang parkir beradu mulut dengan pengendara di jalan karena tidak mau berhenti saat di bunyikan peluit, tidak tahu benar siapa sebenarnya yang salah tapi naasnya bagi si tukang parkir bila sampai ada kejadian terserempet dan memakan korban. Ini merupakan sebuah keprihatinan saat melihat orang tidak memikirkan berapa harga nyawa mereka hanya untuk 500-3000 rupiah saja.
Pengelolaan tempat parkir yang lebih rapih mungkin dapat  menghindari terjadinya hal seperti ini. Merubah pekarangan rumah menjadi lahan parkir merupakan ide yang lebih baik walaupun si pengguna jasa parkir harus rela sedikit berjalan kaki ke tempat tujuan.
 (kolom)
Nama: Dimaz Arta Prasetya
Kelas: G
NIM : 153080175

Cerdas Memilih Sebuah PC


Bagi kebanyakan orang, membeli komputer baru bisa menjadi sebuah pengalaman yang melelahkan. Biasanya anda bertanya kapada teman yang dianggap ahlinya, untuk mendapatkan masukan lalu mencari informasi dari rubrik serta iklan komputer di koran atau majalah, belum selesai disini anda masih akan diberikan berbagai informasi lainnya dari penjual di toko yang Anda kunjungi.
Memang ada baiknya untuk mengetahui berbagai informasi sebanyak mungkin, namun terkadang informasi yang Anda peroleh dari orang lain masih belum mencukupi untuk menjawab tujuan utama anda dalam membeli komputer, padahal yang akan menggunakan komputer tersebut adalah Anda sendiri. Bukan teman, wartawan surat kabar yang adan baca, atau pegawai toko, tetapi Anda sendiri.
Memang kelihatannya sederhana, tapi Anda akan terkejut bahwa masih banyak orang yang tidak mengetahui apa tujuan dari membeli komputer, berikut tips berupa aturan yang perlu diperhatikan sebelum anda membeli computer
Aturan Pertama yang harus Anda perhatikan adalah apa yang akan Anda lakukan dengan komputer Anda. Mengapa Anda memerlukan sebuah komputer. Apakah Anda sering membuat konten multimedia atau penggemar fanatik games? Apakah komputer tersebut akan didiamkan berhari-hari? Apakah Anda memerlukan desktop atau laptop saja? Bagaimanakah kebiasaan Anda bekerja dan mengisi waktu luang? Seberapa seringkah teman dan keluarga Anda atau orang-orang yang paling sering Anda hubungi memakai komputer mereka?
Central Processing Unit (CPU) adalah pusat dari seluruh sistem komputasi. Dikenal sebagai “otak” dari sebuah komputer, CPU adalah hal terpenting yang menentukan kinerja sebuah komputer. Apabila Anda ingin membeli komputer baru, sangatlah penting untuk memahami fungsi sebuah CPU. Juga dikenal sebagai prosesor, CPU lah yang menangani dan melakukan hampir seluruh perintah dari hardware dan software komputer.
Sebagian orang membeli ekstra Memory, hard drive tambahan dan bahkan baterai ekstra, sedangkan sebenarnya yang mereka butuhkan adalah membeli prosesor terbaik pada saat pembelian untuk mendapatkan kinerja lebih baik, dan di saat yang bersamaan mengurangi pengeluaran dengan tidak membeli komponen tambahan yang tidak diperlukan.
Kemajuan teknologi prosesor beberapa tahun terakhir telah memungkinkan CPU untuk memiliki kinerja lebih tinggi tanpa memerlukan clock speed yang lebih cepat. Beberapa prosesor Intel mendapatkan kekuatan ekstra pada saat dibutuhkan dengan Teknologi Turbo Boost. Turbo Boost tersebut tidak aktif saat tidak dibutuhkan, untuk menghemat konsumsi pemakaian listrik, tapi akan menyala secara otomatis ketika diperlukan dan membantu CPU untuk beroperasi lebih cepat dari clock speed-nya.
Membeli sebuah PC adalah sebuah keputusan besar. Walaupun Anda mungkin menghabiskan uang lebih banyak untuk membeli sebuah rumah atau mobil, sekarang PC sudah menjadi salah satu bagian paling penting di rumah Anda, baik untuk berkomunikasi maupun hiburan. Pembelian sebuah PC harus dipikirkan baik-baik dan didasarkan atas aktifitas yang akan Anda kerjakan, begitu juga kinerja yang Anda butuhkan. Hal paling utama dalam menentukan kinerja yang tepat adalah dengan memilih CPU, ‘otak’ PC, yang tepat.
Maka dari itu, jangan memusingkan soal upgrade atau komponen tambahan yang tidak diperlukan. Cukup pastikan bahwa Anda telah memilih CPU yang tepat, maka Anda akan mendapatkan kinerja PC yang sempurna.
Nama : Taufan Jati Pamungkas
Nim    : 153080193
Kelas  :G

( Kolom )

Senin, 31 Mei 2010

Teroris Tiada Henti


Setiap kali ada penangkapan  terhadap mereka yang diindikasikan sebagai teroris, seprti yang baru saja terjadi , pekan lalu di Cawang, Cikampek, dan sukoharjo, kalangan pers dan masyarakat bisa dipastikan tersentak. Apa lagi jika yang ditangkap atau ditembak mati adalah gembong teroris yang dicari-cari aparat RI, bahkan masyarakat internasional.
Disatu sisi, hal ini patut disyukuri bahwa dengan tertangkapnya teroris ini, terkesan bahwa densus 88 mampu mencegah kemungkinan terjadinya teror berikutnya. Namun dilain pihak, sebagian masyarakat menyayangkan mengapa mereka harus ditembak mati. Dengan ditembak matinya para gembong teroris, informasi  penting yang akan membantu untuk mengungkap jaringn teroris akan terputus. Sebaliknya, polisi menyatakan bahwa mereka harus menembak karena merek yang diindikasikan teroris  tidak mau menyerah, dan dianggap membahayakan nyawa aparat polisi.
Terlepas dari apakah teroris harus ditembak mati atau tidak sesungguhnya yang paling dkhawatirkan masyarakat adalah kenapa teroris masih bercokol di wilayah Indonesia, bahkan masih masuk menyebar kedaerah ibukota.
Kita sudah menyaksikan bahwa para gembong gerakan teroris, seprti Dr Azhari, Noordin M Top, dan Dulmatin sudah ditmbak mati oleh densus 88 serta seblum mereka yaitu para teroris yang tersangkut dengan bom bali yang juga termasuk tokoh penting gerakan Muklas dan Imam Samudra, juga sudah dihukum mati. Gerakan ini mestinya sudah lumpuh setelah kehilangan pimpinannya, tetapi dalam kenyataannya teroris masih subur dan menjadi ancaman pontensial bagi untuk mengguncang stabilitas keamanan Negara ini.
Apakah kepolisian negari ini yang kurang bisa menangani kasus sebesar ini, sampai ada pelatihan teroris di Aceh sana? Yang tak terdeteksi. Ini menjadikan pelajaran untuk keamanan negri kita. Sesunguhnya, penangkapan para pimpinan gerakan teroris efektif memandulkan atau menghentikan gerakan ketika pimpinan teroris bersuara menghentikan kekerasan para pengikutnya. Pengalaman diluar negri dalam memerangi gerakan teroris yang berbahaya mungkin bisa menjadi pelajaran. 
Nama : Taufan Jati Pamungkas
Nim    : 153080193
Kelas  : G
( Tajuk )

HIV/AIDS: Dulu, Sekarang, dan Masa Datang


Sekira 20 tahun lalu, ketika berita human immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS) merebak di luar negeri, hanya mendengar ceritanya saja masyarakat Indonesia sudah panik. Sekarang sudah mulai banyak penderita hidup di sekitar kita, masyarakat seakan sudah tidak peduli. Bila tidak ditangani dengan baik, tidak mustahil 10 tahun mendatang masyarakat akan terbiasa hidup dengan penderita AIDS di lingkungannya bahkan di dalam rumahnya.

Infeksi HIV adalah infeksi virus yang secara progresif menghancurkan sel-sel darah putih dan menyebabkan AIDS. AIDS adalah penyakit fatal yang merupakan stadium lanjut dari infeksi HIV. Infeksi oleh HIV biasanya berakibat pada kerusakan sistem kekebalan tubuh secara progresif, yang menyebabkan infeksi oportunistis di berbagai bagian tubuh tertentu. Gejala umum yang sering terjadi pada anak adalah diare berkepanjangan, sering infeksi atau demam lama, tumbuh jamur di mulut, badan semakin kurus dan berat badan terus turun, serta gangguan sistem dan fungsi organ tubuh lainnya yang berlangsung kronis atau lama.
Secara primer, HIV dan AIDS terjadi pada dewasa muda, tapi jumlah anak-anak dan remaja yang terkena semakin bertambah jumlahnya. AIDS/HIV Dahulu Kali pertama infeksi HIV/AIDS dilaporkan di Amerika Serikat (AS), 1981, pada orang dewasa homoseksual, sedangkan untuk anak-anak pada 1983. Sejak itu, laporan jumlah AIDS di AS semakin lama semakin meningkat. Berita tersebut, ternyata sudah santer diberitakan di Indonesia. Mendengar berita penyakit yang menghebohkan dan sangat berbahaya ini, masyarakat sudah sangat cemas. Saking fobianya, penulis pernah mengalami kejadian sekira 1985 ketika ada turis (bule) lewat di lingkungan padat di daerah kota Surabaya, terdengar teriakan sebagian penduduk meneriakkan ''awas AIDS... AIDS!" Mungkin, si bule hanya bisa mengelus dada, memaklumi bahwa saat itu masyarakat Indonesia memang sangat takut akan penyakit itu.
Bahkan, sebagian masyarakat saat itu yakin bahwa AIDS tidak akan masuk di Indonesia karena budaya orang Indonesia berbeda dengan orang Barat. Di Indonesia, menurut data Departemen Kesehatan (Depkes), kasus HIV/AIDS pertama kali dilaporkan pada 1987,sebanyak sembilan orang. Enam tahun berselang, setelah pertama kali dilaporkan di AS. Ternyata, akhirnya penyakit AIDS masuk juga ke Indonesia. Padahal, sebelumnya ada yang menganggap AIDS tidak bisa masuk ke Indonesia.
Saat sekarang sejak dimulainya epidemi HIV, AIDS telah mematikan lebih dari 25 juta orang; lebih dari 14 juta anak kehilangan salah satu atau kedua orangtuanya akibat AIDS. Setiap tahun diperkirakan 3 juta orang meninggal karena AIDS; 500.000 di antaranya adalah anak di bawah umur 15 tahun. Setiap tahun pula terjadi infeksi baru pada 5 juta orang, terutama di negara terbelakang dan berkembang. Di seluruh dunia, AIDS menyebabkan kematian pada lebih dari 8.000 orang setiap hari saat ini, yang berarti 1 orang setiap 10 detik. Karena itu, infeksi HIV dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat satu jenis agen infeksius.
Kasus infeksi HIV terbanyak pada orang dewasa maupun anak-anak tertinggi di dunia adalah di Afrika, terutama negara-negara Afrika Sub-Sahara. Meskipun saat ini tingkat prevalensi HIV masih tergolong rendah di Asia Tenggara, tetapi pertumbuhan prevalensinya saat ini paling tinggi sedunia. Penyebabnya adalah jumlah populasi yang besar, kemiskinan, ketidaksetaraan gender, dan stigmatisasi sosial.
Menurut sumber Direktorat Jenderal PPM & PL Departemen Kesehatan RI, kasus HIV/AIDS di Indonesia terus menunjukkan kecenderungan meningkat setiap tahun. Sejak 1996 dilaporkan sebanyak 105 orang per tahun sehingga sampai puncaknya pada 2006 sebanyak 1.517 orang per tahun. Meskipun 2007 tampak sedikit kecenderungan berkurang, hingga akhir September dilaporkan 1.020 orang. Jumlah kumulatif sejak 1987 hingga sekarang terdapat 10.384 penderita AIDS dan 5.904 orang penderita HIV.
HIV/AIDS penyakit masa datang meskipun perkembangan teknologi dan pengetahuan kedokteran telah berkembang sangat pesat, hingga saat ini masih belum ditemukan vaksin atau obat yang menyembuhkan AIDS. Hal itulah yang membuat para ahli masih belum dapat memprediksi secara tepat bagaimana gambaran perkembangan kasus HIV/AIDS pada masa mendatang. Saat ini hanya sebagian kecil rumah sakit yang dijadikan pusat rujukan penderita.a

Tenaga dokter dan paramedis yang punya keahlian dan pengalaman tentang penyakit ini tidak banyak. Mungkin karena jumlah penderita belum banyak. Di daerah yang paling tinggi kasusnya seperti di Papua didapatkan enam penderita per 10.000 penduduk, sedangkan yang paling sedikit adalah di Kalimantan Tengah hanya tiga penderita per 1.000.000 penduduk. Sementara itu, di Sulawesi Barat hingga saat ini belum ditemukan kasus penderita. Namun, gambaran itu bisa jadi berubah drastis bila manusia tidak melakukan tindakan nyata dalam pencegahan AIDS.

Infeksi HIV/AIDS yang sangat cepat penularannya tersebut bila tidak ditangani dengan baik tidak mustahil pada masa datang akan menjadi malapetaka di Indonesia. Bila hal itu terjadi, tidak mustahil semua rumah sakit di Indonesia diharuskan merawat penderita HV/AIDS karena banyak kasus hingga rumah sakit rujukan tidak bisa menampung pasien. Bukannya tidak mungkin nanti Depkes akan kehabisan dana hanya untuk mengurus penderita AIDS. Pada masa mendatang bukannya tidak mungkin penderita AIDS ada berada di lingkungan kerja kita, bahkan lingkungan di dalam rumah atau anggota keluarga. Juga bukan sesuatu yang mustahil, pada masa mendatang setiap sekolah bahkan setiap kelas ada satu atau dua penderita HIV/AIDS usia anak.

Hal itu bisa terjadi apabila pencegahan vertikal dari ibu hamil kepada anak tidak dapat dikendalikan lagi. Tidak bisa dibayangkan bahwa nanti kita tidak tahu bahwa anak kita ternyata berteman akrab dengan penderita AIDS. Meskipun penderita AIDS sebenarnya tidak perlu dikucilkan, saat ini HIV/AIDS masih menjadi penyakit menular yang paling utama di dunia.

Mungkin saja pada masa mendatang bukan hanya di antara penyakit menular, tetapi penyakit nomor wahid di antara semua penyakit. Fenomena tersebut bukanlah sesuatu yang tak mungkin terjadi bila mulai saat ini manusia tidak melakukan tindakan pencegahan HIV/AIDS dengan baik. Kapan tindakan itu harus dilakukan, waktunya adalah sekarang. Siapa yang harus melakukan, yang bertanggung jawab adalah semua lapisan masyarakat tidak terkecuali.

Pencegahan terbaik adalah hentikan segera kehidupan sex bebas/menyimpang, stop narkoba, dan periksa secara rutin bila termasuk dalam faktor risiko. Jangan sampai manusia mewariskan bencana paling dahsyat di muka bumi ini kepada anak cucunya hanya karena penyakit HIV/AIDS.

Nama : Taufan Jati Pamungkas
Nim    :153080193
Kelas  : G

(Artikel Opini)

Menikmati Pesona Disepanjang Malioboro



Membentang disepanjang imajiner yang menghubungkan Kraton Yogyakarta, tugu dan puncak Gunung Merapi, jalan ini terbentuk menjadi suatu lokasi perdagangan. tempat ini menjadi suatu kawasan yang ramai dikunjungi oleh masyarakat mau pun wisatawan, dan tempat ini menjadi suatu ikon Yogyakarta yang dikenal dengan nama Malioboro.

Menikmati berbelanja, berburu cindra mata khas jogja, wisatawan berjalan kaki sepanjang bahu jalan melihat kiri dan kanan banyak dijumpai pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya. sebut saja Pak sovian penjual kerajinan perak dari tahun 1998 hingga sekarng ini, menjual kerajinan khas jogja. 

Sovian seorang bapak beranak empat ini yang berjulan setiap hari disepanjang malioboro dengan modal awal yang sangat minim bisa mengelola usahanya dengan baik. Ramainya wisatawan dari dalam negri hingga manca negara yang datang kemalioboro membuat tekatnya untuk berjualan kerajinan perak, menjual aksesoris dan pernak pernik perak membuat wisatawan menyukai dagangannya.

Sovian menjual kerajinan perak dari harga yang paling murah Rp.10.000 hingga RP. 1.000.000 yang paling mahal. Besarnya pendapatan sovian Rp 5.000.000. perbulan saat ini menjadikan penghasilan yang sangat besar. 

Biarpun perak saat ini sudah dipandang sebelah mata dibandingkan emas, tetapi sovian tidak pernah berhenti memberikan inovasi yang baru terhadap barang-barang dagangannya yang yang menjadikan perak yang djual sangat berbeda dengan yang lain. Awalnya dia Cuma meebeli perak dari orang lain terus djual lagi, tetapi dengan berjalannya waktu dia berusaha belajar membuat perk dari temannya.
Jadi tak perlu putus asa menjual barang apa pun, dalam khidupan pak sovian terlihat jelas dengan kemauan yang besar dan kreativitas yang dimiliki dirinya, dia mampu mengelola perak yang kecil menjadi penghasilan yang sangat besar.

Nama : Taufan Jati Pamungkas
Nim    : 153080193
Kelas  : G

( Feature News )

Dunia Dalam Genggaman, Dunia Penuh Risiko


Situs jejaring social seperti Frindster, facebook, Twitter, Netlog mewabah dalam beberapa tahun belakangan ini dan mengiringi apa yang dikenal umum sebagai globalisasi, ia mengubah pola hubungan social, baik vertical (masyarakat dengan negara dan pasar) meupun horizontal (antara anggota, masyarakat, kelompok social). Dengan kecanggihan teknologi dan aneka fasilitas yang ditawarkannya, ia membuat dubia seolah-olah mengecil sekaligus manarik,
Dampak dari perubahan po;a hubungan tersebut bermacam-macam. Ia bisa bergerak ke segala arah, bahkan sering tak terbayangkan sebelumnya, baik dalam pengertian positif maupun negative. Dengan kata lain, dunia menarik yang berada dalam genggaman jari-jemari kita itu penuh resiko. Namin, itu pulalah mungkin yang membuat banyak orang kecanduan situs jejaring social.
Dunia dalam genggaman.
Kecanggihan teknologi yang melekat dalam berbagai jejaring social membuat hubungan social tak terkait oleh jarak. Kita bisa berkomunikasi dengan kawan-kawan di luar negeri pada waktu yang nyata, sama seperti kita sedang berbincang dengan tetangga sebelah rumah.
Pada titik tertentu, situs jejaring social juga “tak terkait pada waktu”. Ia sanggup menghadirkan masa lalu kita melalui pertemuan kembali dengan teman-teman kecil yang puluhan tahun tak bertemu, entah ada di mana, lalu tiba-tiba hadir di depan layar computer dalam bentuk yang nyata.
Dalam berbagai kasus, hubungan-hubungan social dalam situs jejaring social dapat membentuk semacam komunitas, dengan level hubungan yang intensif (personal, politis, ideologis), kode-kode cultural yang hanya dipahami anggota situs, keprihatinan yang sama, adanya kenyamanan, kehangatan, perlindungan, pembarian inforamsi spesifik dan seterusnya.
Singkatnya, situs jejaring social membuat dunia seolah berada dalam genggaman, menarik dan mempermudah hidup. Kadangkala, hubungan-hubungan social dalam situs jejaring social jauh lebuh luas dan lebih menarik daripada hubungan-hubungan social dalam dunia nyata. Itulah kiranya sisi positif, jika boleh dikatakan demikian, dari pengunaan situs jejaring social dalam hubungan-hubungan social.
Dunia penuh Risiko
Namun keterlibatan secara intensif (kecanduan) dalam situs jejaring social bisa menimbulkan risiko tersendiri pada kehidupan nyata sehari-hari. Jika kita setiap saat asyik dengan situs jejaring social, pada saat itulah hubungan-hubungan social kita yang nyata dengan tetangga, keluarga mulai dipertanyakan. Ia bisa memunculkan semacam paradoks, hubungan social yang luas di dunia maya, tetapi hubungan social di dunia nyata terbatas.
Risikonya kita akan menjadi orang yang terasing ditengah kehidupan ssosial sehari-hari yang nyata dengan segala polemik. Ada kecenderungan  bahwa yang ditampilkan dalam situs jejaring social, entah itu foto, gambar, tulisa, kata-kata adalah sesuatu yang diharapakan dalam respons poditif dari pengguna situs lainnya, hal itu bisa berarti citra diri yang baik.
Jadi yang ditampilkan bukanlah potert diri yang sesungguhnya. Hal ini dapat dipahami karena citra diri itulah yang akan membuat orang lain membuka akses bagi kita untuk menjadi kawan. Kita pun akan melakukan hal yang sama terhadap orang lain yang ingin menjadi kawan. Kecuali sudah lama kenal, tak diketahui keberadaannya terhadap teman kita yang sudah dikenali.
Pada titik inilah ada kemungkinan kita menyadari telah tertipu atau menipu karena citra diri yang ditampilkan dalam situs jejaring social tidak sesuai dengan aslinya. Secara psikologis, hal itu tentu saja tidak mendewasakan karena tidak mendidik orang untuk menampilkan diri apa adanya juga, situs jejaring social bagaimanapun hanya bersifat maya.
Hubungan-hubungan social yang terbentuk pun tidak nyata, karenanya tak ada jaminan apakah yang ditampilkan dalam dunia maya itu akan diwujudkan pula secara konsisten dalam kehidupan nyata atau malah sebaliknya. Kita bisa mengambil contoh kasus Bibit-Candra, dukungan dalam facebook terhadap Bibit-Candra lebih dari satu juta orang. Namun ketika melakukan demonstran facebookers yang dating hanya ribuan orang.
Tak ada yang dihasilkan, selain kenyamanan semu saja, bahwa segalanya tak ada masalah. Padahal dalam kehidupan nyata banyak persoalan penting yang akan mempengaruhi bukan saja kehidupan social melainkan juga kehidupan pribadi kita seperti angka pengangguran yang tinggi, di dunia nyata yang harus dihadapi dengan cara yang nyata pula, bukan dengan bersembunyi dalam kehidupan dunia maya.
Betapa pun canggih dan menarik situs jejaring social hanyalah alat, kemana ia akan bergerak, tergantung ada bagaimana kita menggunakannya. Sebagai makhluk yang memiliki akal pikiran, kitalah yang mempunyai kekuasaan untuk menggunkannya, bukan malah sebaliknya kehiupan kita kendalikan oleh situs jejaring social.
Jadi, jika melalui situs jejaring sosial pertemanan meluas, silaturahmi terbangun kembali, bisa mengumpulkan bantuan untuk korban bencana alam, tak ada salahnya menggunakan aneka situs jejaring sosial. Namun, jika ia mulai mengasingkan kita dari kehidupan nyata, menipu diri sendiri, sumber konflik, menggerogoti waktu produktif, inilah saatnya untuk men-deaktivasi-kannya, lalu kembali ke dunia nyata.
Jika tidak, tak ada manfaat yang bakal diperoleh dari aktivitas dalam situs jejaring sosial kecuali keuntungan semu bahwa semuanya baik-baik saja. Pada titik ini, kita cuma membuat pemilik situs jejaring sosial tambah kaya dengan menjadikan hubungan-hubungan sosial kita semata-mata sebagai komoditas.

Nama  : Aditya Anggara
NIM   : 153080164
Kelas  : G
(Opini)


Pabrik Gula Mulai Beroperasi


Pada awal bulan Mei ini, pabrik gula madukismo melakukan kegiatannya, yaitu menggiling tebu untuk dioperasi menjadi gula pasir. Kegiatan ini berlangsung terus selama 7 sampai 9 bulan dimana setiap harinya pabrik gula bekerja selama 24 jam, sehingga melibatkan banyak tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja musiman maupun tenaga kerja tetap.
Pabrik madukismo merupakan pabrik yang beroperasi sejak jaman Belanda dahulu. Namun sebagian dari pabrik tersebut sudah direnovasi, akan tetapi tetap menjaga keaslian dari bangunan aslinya. Belanda mendirikan pabrik tersebut karena malihat lahan pertaniannya sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman tebu, suplai air untuk tanaman tebu dan kebutuhan industry gula sangat cukup.
Pada masa penjajahan Belanda, jumlah penduduk Yogyakarta belum sebanyak dan sepadat sekarang dan belum tersentuh modernisasi sehingga tanaman tebu secara keseluruhan dapat ditanam pad lahan-lahan pertanian subur dan berpengairan cukup baik.
Sangat berlainan dengan kondisi sekarang, jumlah penduduk Yogyakarta berkembang secara pesat dan cepat sehingga menjadi sangat padat. Akibatnya lahan pertanian semakinmenyepit karena semakin banyak yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Dengan demikian jumlah penduduk yang semakin padat menjadikan jumlah pangan, khususnya gula pasir semakin membengkak. Akibatnya kita mau tidak mau harus mengimpor pangan dan gula untuk mencukupi kebutuhan di dalam negeri.
Harus diakui bahwa system pergaulan pada masa penjajahan Belanda jauh lebih baik jika dibandingkan dengan yang berlaku sekarang ini. Hal tersebut ditunjukkan fakta dan data yang sangat mencolok yaitu mengenai tingkat produktivitas gula. Pada jaman Belanda semua teknis selalu diperhatikan, dan pengairan pun semuanya lancer dengan begitu mendapatkan hasil gula yang bagus dengan kualitas yang tinggi.
Maka oleh sebab itu semua teknis yang ada dalam system pergulaan nasional harus diubah. System sangat perlu direformasi mengenai kultur teknis yang telah berjalan di pabrik gula madukismo ini. Dengan reformasi tersebut dapat dipastikan hasil produktivitas gulanya dapat meningkat pendapatan petani tebu dan pabrik gula.
Nama  : Aditya Anggara
NIM   : 153080164
Kelas  : G
(Kolom)