Lihatlah di sekeliling anda, tidak ada tempat di pinggir jalan daerah pertokoan yang lengah dari Penjaga Parkir. Profesi yang sering terlihat sepele atau tak berarti ini ternayata justru lebih produktif dan pasti. Bagaimana tidak, penghasilan perhari bisa mencapai ratusan ribu tanpa mengeluarkan modal materi, cukup mendapatkan perijinan dari pemkot ataupun penduduk daerah setempat, setelah melakukan beberapa kesepakatan, jalanlah usaha tersebut.
Hal ini mungkin sering menjadi pandangan jalan pintas bagi sebagian besar orang yang sudah tidak mampu lagi membiayai pendidikannya atau memang hanya sambilan santai saja. Parkir yang memiliki lahan mungkin memang tidak terlalu ber resiko, namun apa yang terjadi pada lahan parkir yang berada tepat di pinggir jalan? Kurangnnya perapihan lahan parkir mungkin juga harus diperhatikan oleh pemerintah kota, ataupun si pemilik toko ataupun tempat usaha lainnya.
Sering kali si Tukang Parkir ini tidak memikirkan apa yang berjalan di jalan raya, mereka hanya memikirkan bagaimana supaya mobil ataupun motor dapat keluar dari posisi parkir dengan nyaman dan mendapatkan uangnya. Tidak jarang ada kejadian di mana seorang tukang parkir beradu mulut dengan pengendara di jalan karena tidak mau berhenti saat di bunyikan peluit, tidak tahu benar siapa sebenarnya yang salah tapi naasnya bagi si tukang parkir bila sampai ada kejadian terserempet dan memakan korban. Ini merupakan sebuah keprihatinan saat melihat orang tidak memikirkan berapa harga nyawa mereka hanya untuk 500-3000 rupiah saja.
Pengelolaan tempat parkir yang lebih rapih mungkin dapat menghindari terjadinya hal seperti ini. Merubah pekarangan rumah menjadi lahan parkir merupakan ide yang lebih baik walaupun si pengguna jasa parkir harus rela sedikit berjalan kaki ke tempat tujuan.
(kolom)
Nama: Dimaz Arta Prasetya
Kelas: G
NIM : 153080175
Tidak ada komentar:
Posting Komentar