Rabu, 19 Mei 2010

Meraih Sukses setelah 10 Tahun jualan ES Dawet

Bukanlah waktu yang singkat untuk seorang ibu penjual es dawet yang biasa berjualan di depan pasar Beringharjo Yogyakarta. Sartika, Ibu yang mencari nafkah untuk keluarganya di Wonosari punya sedikit cerita untuk PAIJO.

Bermodalkan dana 2,5 juta rupiah, sepuluh tahun yang lalu Sartika memulai usaha berjualan Es Dawet di depan Pasar Beringharjo. Awalnya berjualan di daerah Pasar Beringharjo pada waktu itu bukanlah hal yang mudah, dari mencari tempat untuk berjualan sampai menemukan cara untuk menarik pelanggan. Masih sering terjadi penggusuran oleh pemkot kota Yogyakarta terhadap pedagang-pedagang di sekitar pasar saat itu, bukan sebuah hal yang aneh bila terkadang Sartika harus di kejar-kejar oleh SATPOL PP karena berdagang di daerah pasar. Beruntung sekarang masalah tersebut sudah dapat diatasi dengan membayar uang sewa tempat sebesar 25ribu rupiah tiap bulannya. Barang bawaan berupa meja dan tetek bengek peralatan berjualan pun sekarang dapat di titipkan pada pengelola pasar Beringharjo. Biaya penitipan barang tersebut hanya 500 rupiah per hari, biaya yang sangat membantu para penjual tentunya.

Per harinya, Sartika biasa mengeluarkan modal untuk berjualan paling mahal sebesar 250ribu rupiah. Jika sekiranya sepi mungkin 150ribu saja sudah cukup untuk modal jualan perhari. Banyak faktor yang berpengaruh pada kegiatan berjualan Es dawet, salah satunya faktor cuaca. Jika cuaca sedang terik dan panas, Sartika bisa meraih keuntungan yang besar sebaliknya jika cuaca hujan atau dingin, tidak seberapa pemasukan yang di dapat olehnya.

Dalam tempo 10 tahun berjualan Es dawet, Sartika dapat menyekolahkan ke dua anaknya, anak pertama sekarang sudah hampir lulus dari salah satu Universitas di Yogyakarta sedangkan anak keduanya sedang bersekolah di salah satu SMA Wonosari.

Nama : Dimaz Arta Prasetya
NIM : 153080175
Kelas : G

(Feature News)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar