Lihatlah di sekeliling anda, tidak ada tempat di pinggir jalan daerah pertokoan yang lengah dari Penjaga Parkir. Profesi yang sering terlihat sepele atau tak berarti ini ternayata justru lebih produktif dan pasti. Bagaimana tidak, penghasilan perhari bisa mencapai ratusan ribu tanpa mengeluarkan modal materi, cukup mendapatkan perijinan dari pemkot ataupun penduduk daerah setempat, setelah melakukan beberapa kesepakatan, jalanlah usaha tersebut.
Hal ini mungkin sering menjadi pandangan jalan pintas bagi sebagian besar orang yang sudah tidak mampu lagi membiayai pendidikannya atau memang hanya sambilan santai saja. Parkir yang memiliki lahan mungkin memang tidak terlalu ber resiko, namun apa yang terjadi pada lahan parkir yang berada tepat di pinggir jalan? Kurangnnya perapihan lahan parkir mungkin juga harus diperhatikan oleh pemerintah kota, ataupun si pemilik toko ataupun tempat usaha lainnya.
Sering kali si Tukang Parkir ini tidak memikirkan apa yang berjalan di jalan raya, mereka hanya memikirkan bagaimana supaya mobil ataupun motor dapat keluar dari posisi parkir dengan nyaman dan mendapatkan uangnya. Tidak jarang ada kejadian di mana seorang tukang parkir beradu mulut dengan pengendara di jalan karena tidak mau berhenti saat di bunyikan peluit, tidak tahu benar siapa sebenarnya yang salah tapi naasnya bagi si tukang parkir bila sampai ada kejadian terserempet dan memakan korban. Ini merupakan sebuah keprihatinan saat melihat orang tidak memikirkan berapa harga nyawa mereka hanya untuk 500-3000 rupiah saja.
Pengelolaan tempat parkir yang lebih rapih mungkin dapat menghindari terjadinya hal seperti ini. Merubah pekarangan rumah menjadi lahan parkir merupakan ide yang lebih baik walaupun si pengguna jasa parkir harus rela sedikit berjalan kaki ke tempat tujuan.
Bagi kebanyakan orang, membeli komputer baru bisa menjadi sebuah pengalaman yang melelahkan. Biasanya anda bertanya kapada teman yang dianggap ahlinya, untuk mendapatkan masukan lalu mencari informasi dari rubrik serta iklan komputer di koran atau majalah, belum selesai disini anda masih akan diberikan berbagai informasi lainnya dari penjual di toko yang Anda kunjungi.
Memang ada baiknya untuk mengetahui berbagai informasi sebanyak mungkin, namun terkadang informasi yang Anda peroleh dari orang lain masih belum mencukupi untuk menjawab tujuan utama anda dalam membeli komputer, padahal yang akan menggunakan komputer tersebut adalah Anda sendiri. Bukan teman, wartawan surat kabar yang adan baca, atau pegawai toko, tetapi Anda sendiri.
Memang kelihatannya sederhana, tapi Anda akan terkejut bahwa masih banyak orang yang tidak mengetahui apa tujuan dari membeli komputer, berikut tips berupa aturan yang perlu diperhatikan sebelum anda membeli computer
Aturan Pertama yang harus Anda perhatikan adalah apa yang akan Anda lakukan dengan komputer Anda. Mengapa Anda memerlukan sebuah komputer. Apakah Anda sering membuat konten multimedia atau penggemar fanatik games? Apakah komputer tersebut akan didiamkan berhari-hari? Apakah Anda memerlukan desktop atau laptop saja? Bagaimanakah kebiasaan Anda bekerja dan mengisi waktu luang? Seberapa seringkah teman dan keluarga Anda atau orang-orang yang paling sering Anda hubungi memakai komputer mereka?
Central Processing Unit (CPU) adalah pusat dari seluruh sistem komputasi. Dikenal sebagai “otak” dari sebuah komputer, CPU adalah hal terpenting yang menentukan kinerja sebuah komputer. Apabila Anda ingin membeli komputer baru, sangatlah penting untuk memahami fungsi sebuah CPU. Juga dikenal sebagai prosesor, CPU lah yang menangani dan melakukan hampir seluruh perintah dari hardware dan software komputer.
Sebagian orang membeli ekstra Memory, hard drive tambahan dan bahkan baterai ekstra, sedangkan sebenarnya yang mereka butuhkan adalah membeli prosesor terbaik pada saat pembelian untuk mendapatkan kinerja lebih baik, dan di saat yang bersamaan mengurangi pengeluaran dengan tidak membeli komponen tambahan yang tidak diperlukan.
Kemajuan teknologi prosesor beberapa tahun terakhir telah memungkinkan CPU untuk memiliki kinerja lebih tinggi tanpa memerlukan clock speed yang lebih cepat. Beberapa prosesor Intel mendapatkan kekuatan ekstra pada saat dibutuhkan dengan Teknologi Turbo Boost. Turbo Boost tersebut tidak aktif saat tidak dibutuhkan, untuk menghemat konsumsi pemakaian listrik, tapi akan menyala secara otomatis ketika diperlukan dan membantu CPU untuk beroperasi lebih cepat dari clock speed-nya.
Membeli sebuah PC adalah sebuah keputusan besar. Walaupun Anda mungkin menghabiskan uang lebih banyak untuk membeli sebuah rumah atau mobil, sekarang PC sudah menjadi salah satu bagian paling penting di rumah Anda, baik untuk berkomunikasi maupun hiburan. Pembelian sebuah PC harus dipikirkan baik-baik dan didasarkan atas aktifitas yang akan Anda kerjakan, begitu juga kinerja yang Anda butuhkan. Hal paling utama dalam menentukan kinerja yang tepat adalah dengan memilih CPU, ‘otak’ PC, yang tepat.
Maka dari itu, jangan memusingkan soal upgrade atau komponen tambahan yang tidak diperlukan. Cukup pastikan bahwa Anda telah memilih CPU yang tepat, maka Anda akan mendapatkan kinerja PC yang sempurna.
Setiap kali ada penangkapan terhadap mereka yang diindikasikan sebagai teroris, seprti yang baru saja terjadi , pekan lalu di Cawang, Cikampek, dan sukoharjo, kalangan pers dan masyarakat bisa dipastikan tersentak. Apa lagi jika yang ditangkap atau ditembak mati adalah gembong teroris yang dicari-cari aparat RI, bahkan masyarakat internasional.
Disatu sisi, hal ini patut disyukuri bahwa dengan tertangkapnya teroris ini, terkesan bahwa densus 88 mampu mencegah kemungkinan terjadinya teror berikutnya. Namun dilain pihak, sebagian masyarakat menyayangkan mengapa mereka harus ditembak mati. Dengan ditembak matinya para gembong teroris, informasi penting yang akan membantu untuk mengungkap jaringn teroris akan terputus. Sebaliknya, polisi menyatakan bahwa mereka harus menembak karena merek yang diindikasikan teroris tidak mau menyerah, dan dianggap membahayakan nyawa aparat polisi.
Terlepas dari apakah teroris harus ditembak mati atau tidak sesungguhnya yang paling dkhawatirkan masyarakat adalah kenapa teroris masih bercokol di wilayah Indonesia, bahkan masih masuk menyebar kedaerah ibukota.
Kita sudah menyaksikan bahwa para gembong gerakan teroris, seprti Dr Azhari, Noordin M Top, dan Dulmatin sudah ditmbak mati oleh densus 88 serta seblum mereka yaitu para teroris yang tersangkut dengan bom bali yang juga termasuk tokoh penting gerakan Muklas dan Imam Samudra, juga sudah dihukum mati. Gerakan ini mestinya sudah lumpuh setelah kehilangan pimpinannya, tetapi dalam kenyataannya teroris masih subur dan menjadi ancaman pontensial bagi untuk mengguncang stabilitas keamanan Negara ini.
Apakah kepolisian negari ini yang kurang bisa menangani kasus sebesar ini, sampai ada pelatihan teroris di Aceh sana? Yang tak terdeteksi. Ini menjadikan pelajaran untuk keamanan negri kita. Sesunguhnya, penangkapan para pimpinan gerakan teroris efektif memandulkan atau menghentikan gerakan ketika pimpinan teroris bersuara menghentikan kekerasan para pengikutnya. Pengalaman diluar negri dalam memerangi gerakan teroris yang berbahaya mungkin bisa menjadi pelajaran.
Sekira 20 tahun lalu, ketika berita human immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS) merebak di luar negeri, hanya mendengar ceritanya saja masyarakat Indonesia sudah panik. Sekarang sudah mulai banyak penderita hidup di sekitar kita, masyarakat seakan sudah tidak peduli. Bila tidak ditangani dengan baik, tidak mustahil 10 tahun mendatang masyarakat akan terbiasa hidup dengan penderita AIDS di lingkungannya bahkan di dalam rumahnya.
Infeksi HIV adalah infeksi virus yang secara progresif menghancurkan sel-sel darah putih dan menyebabkan AIDS. AIDS adalah penyakit fatal yang merupakan stadium lanjut dari infeksi HIV. Infeksi oleh HIV biasanya berakibat pada kerusakan sistem kekebalan tubuh secara progresif, yang menyebabkan infeksi oportunistis di berbagai bagian tubuh tertentu. Gejala umum yang sering terjadi pada anak adalah diare berkepanjangan, sering infeksi atau demam lama, tumbuh jamur di mulut, badan semakin kurus dan berat badan terus turun, serta gangguan sistem dan fungsi organ tubuh lainnya yang berlangsung kronis atau lama.
Secara primer, HIV dan AIDS terjadi pada dewasa muda, tapi jumlah anak-anak dan remaja yang terkena semakin bertambah jumlahnya. AIDS/HIV Dahulu Kali pertama infeksi HIV/AIDS dilaporkan di Amerika Serikat (AS), 1981, pada orang dewasa homoseksual, sedangkan untuk anak-anak pada 1983. Sejak itu, laporan jumlah AIDS di AS semakin lama semakin meningkat. Berita tersebut, ternyata sudah santer diberitakan di Indonesia. Mendengar berita penyakit yang menghebohkan dan sangat berbahaya ini, masyarakat sudah sangat cemas. Saking fobianya, penulis pernah mengalami kejadian sekira 1985 ketika ada turis (bule) lewat di lingkungan padat di daerah kota Surabaya, terdengar teriakan sebagian penduduk meneriakkan ''awas AIDS... AIDS!" Mungkin, si bule hanya bisa mengelus dada, memaklumi bahwa saat itu masyarakat Indonesia memang sangat takut akan penyakit itu.
Bahkan, sebagian masyarakat saat itu yakin bahwa AIDS tidak akan masuk di Indonesia karena budaya orang Indonesia berbeda dengan orang Barat. Di Indonesia, menurut data Departemen Kesehatan (Depkes), kasus HIV/AIDS pertama kali dilaporkan pada 1987,sebanyak sembilan orang. Enam tahun berselang, setelah pertama kali dilaporkan di AS. Ternyata, akhirnya penyakit AIDS masuk juga ke Indonesia. Padahal, sebelumnya ada yang menganggap AIDS tidak bisa masuk ke Indonesia.
Saat sekarang sejak dimulainya epidemi HIV, AIDS telah mematikan lebih dari 25 juta orang; lebih dari 14 juta anak kehilangan salah satu atau kedua orangtuanya akibat AIDS. Setiap tahun diperkirakan 3 juta orang meninggal karena AIDS; 500.000 di antaranya adalah anak di bawah umur 15 tahun. Setiap tahun pula terjadi infeksi baru pada 5 juta orang, terutama di negara terbelakang dan berkembang. Di seluruh dunia, AIDS menyebabkan kematian pada lebih dari 8.000 orang setiap hari saat ini, yang berarti 1 orang setiap 10 detik. Karena itu, infeksi HIV dianggap sebagai penyebab kematian tertinggi akibat satu jenis agen infeksius.
Kasus infeksi HIV terbanyak pada orang dewasa maupun anak-anak tertinggi di dunia adalah di Afrika, terutama negara-negara Afrika Sub-Sahara. Meskipun saat ini tingkat prevalensi HIV masih tergolong rendah di Asia Tenggara, tetapi pertumbuhan prevalensinya saat ini paling tinggi sedunia. Penyebabnya adalah jumlah populasi yang besar, kemiskinan, ketidaksetaraan gender, dan stigmatisasi sosial.
Menurut sumber Direktorat Jenderal PPM & PL Departemen Kesehatan RI, kasus HIV/AIDS di Indonesia terus menunjukkan kecenderungan meningkat setiap tahun. Sejak 1996 dilaporkan sebanyak 105 orang per tahun sehingga sampai puncaknya pada 2006 sebanyak 1.517 orang per tahun. Meskipun 2007 tampak sedikit kecenderungan berkurang, hingga akhir September dilaporkan 1.020 orang. Jumlah kumulatif sejak 1987 hingga sekarang terdapat 10.384 penderita AIDS dan 5.904 orang penderita HIV.
HIV/AIDS penyakit masa datang meskipun perkembangan teknologi dan pengetahuan kedokteran telah berkembang sangat pesat, hingga saat ini masih belum ditemukan vaksin atau obat yang menyembuhkan AIDS. Hal itulah yang membuat para ahli masih belum dapat memprediksi secara tepat bagaimana gambaran perkembangan kasus HIV/AIDS pada masa mendatang. Saat ini hanya sebagian kecil rumah sakit yang dijadikan pusat rujukan penderita.a
Tenaga dokter dan paramedis yang punya keahlian dan pengalaman tentang penyakit ini tidak banyak. Mungkin karena jumlah penderita belum banyak. Di daerah yang paling tinggi kasusnya seperti di Papua didapatkan enam penderita per 10.000 penduduk, sedangkan yang paling sedikit adalah di Kalimantan Tengah hanya tiga penderita per 1.000.000 penduduk. Sementara itu, di Sulawesi Barat hingga saat ini belum ditemukan kasus penderita. Namun, gambaran itu bisa jadi berubah drastis bila manusia tidak melakukan tindakan nyata dalam pencegahan AIDS.
Infeksi HIV/AIDS yang sangat cepat penularannya tersebut bila tidak ditangani dengan baik tidak mustahil pada masa datang akan menjadi malapetaka di Indonesia. Bila hal itu terjadi, tidak mustahil semua rumah sakit di Indonesia diharuskan merawat penderita HV/AIDS karena banyak kasus hingga rumah sakit rujukan tidak bisa menampung pasien. Bukannya tidak mungkin nanti Depkes akan kehabisan dana hanya untuk mengurus penderita AIDS. Pada masa mendatang bukannya tidak mungkin penderita AIDS ada berada di lingkungan kerja kita, bahkan lingkungan di dalam rumah atau anggota keluarga. Juga bukan sesuatu yang mustahil, pada masa mendatang setiap sekolah bahkan setiap kelas ada satu atau dua penderita HIV/AIDS usia anak.
Hal itu bisa terjadi apabila pencegahan vertikal dari ibu hamil kepada anak tidak dapat dikendalikan lagi. Tidak bisa dibayangkan bahwa nanti kita tidak tahu bahwa anak kita ternyata berteman akrab dengan penderita AIDS. Meskipun penderita AIDS sebenarnya tidak perlu dikucilkan, saat ini HIV/AIDS masih menjadi penyakit menular yang paling utama di dunia.
Mungkin saja pada masa mendatang bukan hanya di antara penyakit menular, tetapi penyakit nomor wahid di antara semua penyakit. Fenomena tersebut bukanlah sesuatu yang tak mungkin terjadi bila mulai saat ini manusia tidak melakukan tindakan pencegahan HIV/AIDS dengan baik. Kapan tindakan itu harus dilakukan, waktunya adalah sekarang. Siapa yang harus melakukan, yang bertanggung jawab adalah semua lapisan masyarakat tidak terkecuali.
Pencegahan terbaik adalah hentikan segera kehidupan sex bebas/menyimpang, stop narkoba, dan periksa secara rutin bila termasuk dalam faktor risiko. Jangan sampai manusia mewariskan bencana paling dahsyat di muka bumi ini kepada anak cucunya hanya karena penyakit HIV/AIDS.
Nama : Taufan Jati Pamungkas
Nim :153080193
Kelas : G
Membentang disepanjang imajiner yang menghubungkan Kraton Yogyakarta, tugu dan puncak Gunung Merapi, jalan ini terbentuk menjadi suatu lokasi perdagangan. tempat ini menjadi suatu kawasan yang ramai dikunjungi oleh masyarakat mau pun wisatawan, dan tempat ini menjadi suatu ikon Yogyakarta yang dikenal dengan nama Malioboro.
Menikmati berbelanja, berburu cindra mata khas jogja, wisatawan berjalan kaki sepanjang bahu jalan melihat kiri dan kanan banyak dijumpai pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya. sebut saja Pak sovian penjual kerajinan perak dari tahun 1998 hingga sekarng ini, menjual kerajinan khas jogja.
Sovian seorang bapak beranak empat ini yang berjulan setiap hari disepanjang malioboro dengan modal awal yang sangat minim bisa mengelola usahanya dengan baik. Ramainya wisatawan dari dalam negri hingga manca negara yang datang kemalioboro membuat tekatnya untuk berjualan kerajinan perak, menjual aksesoris dan pernak pernik perak membuat wisatawan menyukai dagangannya.
Sovian menjual kerajinan perak dari harga yang paling murah Rp.10.000 hingga RP. 1.000.000 yang paling mahal. Besarnya pendapatan sovian Rp 5.000.000. perbulan saat ini menjadikan penghasilan yang sangat besar.
Biarpun perak saat ini sudah dipandang sebelah mata dibandingkan emas, tetapi sovian tidak pernah berhenti memberikan inovasi yang baru terhadap barang-barang dagangannya yang yang menjadikan perak yang djual sangat berbeda dengan yang lain. Awalnya dia Cuma meebeli perak dari orang lain terus djual lagi, tetapi dengan berjalannya waktu dia berusaha belajar membuat perk dari temannya.
Jadi tak perlu putus asa menjual barang apa pun, dalam khidupan pak sovian terlihat jelas dengan kemauan yang besar dan kreativitas yang dimiliki dirinya, dia mampu mengelola perak yang kecil menjadi penghasilan yang sangat besar.
Nama : Taufan Jati Pamungkas
Nim : 153080193
Kelas : G
Situs jejaring social seperti Frindster, facebook, Twitter, Netlog mewabah dalam beberapa tahun belakangan ini dan mengiringi apa yang dikenal umum sebagai globalisasi, ia mengubah pola hubungan social, baik vertical (masyarakat dengan negara dan pasar) meupun horizontal (antara anggota, masyarakat, kelompok social). Dengan kecanggihan teknologi dan aneka fasilitas yang ditawarkannya, ia membuat dubia seolah-olah mengecil sekaligus manarik,
Dampak dari perubahan po;a hubungan tersebut bermacam-macam. Ia bisa bergerak ke segala arah, bahkan sering tak terbayangkan sebelumnya, baik dalam pengertian positif maupun negative. Dengan kata lain, dunia menarik yang berada dalam genggaman jari-jemari kita itu penuh resiko. Namin, itu pulalah mungkin yang membuat banyak orang kecanduan situs jejaring social.
Dunia dalam genggaman.
Kecanggihan teknologi yang melekat dalam berbagai jejaring social membuat hubungan social tak terkait oleh jarak. Kita bisa berkomunikasi dengan kawan-kawan di luar negeri pada waktu yang nyata, sama seperti kita sedang berbincang dengan tetangga sebelah rumah.
Pada titik tertentu, situs jejaring social juga “tak terkait pada waktu”. Ia sanggup menghadirkan masa lalu kita melalui pertemuan kembali dengan teman-teman kecil yang puluhan tahun tak bertemu, entah ada di mana, lalu tiba-tiba hadir di depan layar computer dalam bentuk yang nyata.
Dalam berbagai kasus, hubungan-hubungan social dalam situs jejaring social dapat membentuk semacam komunitas, dengan level hubungan yang intensif (personal, politis, ideologis), kode-kode cultural yang hanya dipahami anggota situs, keprihatinan yang sama, adanya kenyamanan, kehangatan, perlindungan, pembarian inforamsi spesifik dan seterusnya.
Singkatnya, situs jejaring social membuat dunia seolah berada dalam genggaman, menarik dan mempermudah hidup. Kadangkala, hubungan-hubungan social dalam situs jejaring social jauh lebuh luas dan lebih menarik daripada hubungan-hubungan social dalam dunia nyata. Itulah kiranya sisi positif, jika boleh dikatakan demikian, dari pengunaan situs jejaring social dalam hubungan-hubungan social.
Dunia penuh Risiko
Namun keterlibatan secara intensif (kecanduan) dalam situs jejaring social bisa menimbulkan risiko tersendiri pada kehidupan nyata sehari-hari. Jika kita setiap saat asyik dengan situs jejaring social, pada saat itulah hubungan-hubungan social kita yang nyata dengan tetangga, keluarga mulai dipertanyakan. Ia bisa memunculkan semacam paradoks, hubungan social yang luas di dunia maya, tetapi hubungan social di dunia nyata terbatas.
Risikonya kita akan menjadi orang yang terasing ditengah kehidupan ssosial sehari-hari yang nyata dengan segala polemik. Ada kecenderungan bahwa yang ditampilkan dalam situs jejaring social, entah itu foto, gambar, tulisa, kata-kata adalah sesuatu yang diharapakan dalam respons poditif dari pengguna situs lainnya, hal itu bisa berarti citra diri yang baik.
Jadi yang ditampilkan bukanlah potert diri yang sesungguhnya. Hal ini dapat dipahami karena citra diri itulah yang akan membuat orang lain membuka akses bagi kita untuk menjadi kawan. Kita pun akan melakukan hal yang sama terhadap orang lain yang ingin menjadi kawan. Kecuali sudah lama kenal, tak diketahui keberadaannya terhadap teman kita yang sudah dikenali.
Pada titik inilah ada kemungkinan kita menyadari telah tertipu atau menipu karena citra diri yang ditampilkan dalam situs jejaring social tidak sesuai dengan aslinya. Secara psikologis, hal itu tentu saja tidak mendewasakan karena tidak mendidik orang untuk menampilkan diri apa adanya juga, situs jejaring social bagaimanapun hanya bersifat maya.
Hubungan-hubungan social yang terbentuk pun tidak nyata, karenanya tak ada jaminan apakah yang ditampilkan dalam dunia maya itu akan diwujudkan pula secara konsisten dalam kehidupan nyata atau malah sebaliknya. Kita bisa mengambil contoh kasus Bibit-Candra, dukungan dalam facebook terhadap Bibit-Candra lebih dari satu juta orang. Namun ketika melakukan demonstran facebookers yang dating hanya ribuan orang.
Tak ada yang dihasilkan, selain kenyamanan semu saja, bahwa segalanya tak ada masalah. Padahal dalam kehidupan nyata banyak persoalan penting yang akan mempengaruhi bukan saja kehidupan social melainkan juga kehidupan pribadi kita seperti angka pengangguran yang tinggi, di dunia nyata yang harus dihadapi dengan cara yang nyata pula, bukan dengan bersembunyi dalam kehidupan dunia maya.
Betapa pun canggih dan menarik situs jejaring social hanyalah alat, kemana ia akan bergerak, tergantung ada bagaimana kita menggunakannya. Sebagai makhluk yang memiliki akal pikiran, kitalah yang mempunyai kekuasaan untuk menggunkannya, bukan malah sebaliknya kehiupan kita kendalikan oleh situs jejaring social.
Jadi, jika melalui situs jejaring sosial pertemanan meluas, silaturahmi terbangun kembali, bisa mengumpulkan bantuan untuk korban bencana alam, tak ada salahnya menggunakan aneka situs jejaring sosial. Namun, jika ia mulai mengasingkan kita dari kehidupan nyata, menipu diri sendiri, sumber konflik, menggerogoti waktu produktif, inilah saatnya untuk men-deaktivasi-kannya, lalu kembali ke dunia nyata.
Jika tidak, tak ada manfaat yang bakal diperoleh dari aktivitas dalam situs jejaring sosial kecuali keuntungan semu bahwa semuanya baik-baik saja. Pada titik ini, kita cuma membuat pemilik situs jejaring sosial tambah kaya dengan menjadikan hubungan-hubungan sosial kita semata-mata sebagai komoditas.
Pada awal bulan Mei ini, pabrik gula madukismo melakukan kegiatannya, yaitu menggiling tebu untuk dioperasi menjadi gula pasir. Kegiatan ini berlangsung terus selama 7 sampai 9 bulan dimana setiap harinya pabrik gula bekerja selama 24 jam, sehingga melibatkan banyak tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja musiman maupun tenaga kerja tetap.
Pabrik madukismo merupakan pabrik yang beroperasi sejak jaman Belanda dahulu. Namun sebagian dari pabrik tersebut sudah direnovasi, akan tetapi tetap menjaga keaslian dari bangunan aslinya. Belanda mendirikan pabrik tersebut karena malihat lahan pertaniannya sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman tebu, suplai air untuk tanaman tebu dan kebutuhan industry gula sangat cukup.
Pada masa penjajahan Belanda, jumlah penduduk Yogyakarta belum sebanyak dan sepadat sekarang dan belum tersentuh modernisasi sehingga tanaman tebu secara keseluruhan dapat ditanam pad lahan-lahan pertanian subur dan berpengairan cukup baik.
Sangat berlainan dengan kondisi sekarang, jumlah penduduk Yogyakarta berkembang secara pesat dan cepat sehingga menjadi sangat padat. Akibatnya lahan pertanian semakinmenyepit karena semakin banyak yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Dengan demikian jumlah penduduk yang semakin padat menjadikan jumlah pangan, khususnya gula pasir semakin membengkak. Akibatnya kita mau tidak mau harus mengimpor pangan dan gula untuk mencukupi kebutuhan di dalam negeri.
Harus diakui bahwa system pergaulan pada masa penjajahan Belanda jauh lebih baik jika dibandingkan dengan yang berlaku sekarang ini. Hal tersebut ditunjukkan fakta dan data yang sangat mencolok yaitu mengenai tingkat produktivitas gula. Pada jaman Belanda semua teknis selalu diperhatikan, dan pengairan pun semuanya lancer dengan begitu mendapatkan hasil gula yang bagus dengan kualitas yang tinggi.
Maka oleh sebab itu semua teknis yang ada dalam system pergulaan nasional harus diubah. System sangat perlu direformasi mengenai kultur teknis yang telah berjalan di pabrik gula madukismo ini. Dengan reformasi tersebut dapat dipastikan hasil produktivitas gulanya dapat meningkat pendapatan petani tebu dan pabrik gula.
Belum lama ini kita dikejutkan beberapa berita yang memberitahukan bahwa gembong teroris telah ditembak mati. Salah satunya adalah Nurdin M Top yang digrebek didaerah Solo Jateng, Nurdin M Top ditembak mati oleh tim densus 88.
Namun dengan matinya Nurdin M top tidak semata-mata teroris di Indonesia berhenti. Dengan dibuktikan oleh tim densus 88 yang menembak mati lima tersangka teroris di lokasi, Cawang (Jakarta), Cikampek (Karawang), dan Sukoharjo (Jawa Tengah).
Keberadaan teroris saat ini belum bisa dipastikan hilang, tidak saja di daerah sekitar pulau Jawa. Di Aceh juga ditemukan kegiatan pelatihan teroris. Dalam saat penggrebekan tim densus 88 menangkap juga beberapa orang.Dari bukti semua yang ada. Bahwa kita harus waspada dengan masih beradanya teroris dan kegiatan teroris di Indonesia. Jika kegiatan semua itu dibiarkan maka keamanan dalam negara kita sungguh terancam.
Target dari kegiatan teroris ini tidak hanya menghabiskan semua yang berbau negara Amerika. Negara paman sam ini bagi pihak-pihak teroris merupakanmusuh yang harus dibasmi habis. Namun semua target yang berbau Amerika ini, diselipkan target Presiden RI. SBY menjadi target baru bagi teroris, karena banyaknya kerjasama negara kita dengan Amerika.
Pihak kepolisian berjanji akan membrantas semua teroris yang ada di Indonesia. Akan tetapi Polisi juga membutuhkan bantuan warga untuk memberikan informasi jika warga menemukan berbagai kegiatan teroris.
Yogyakarta merupakan kota wisata yang banyak didatangi oleh wisatawan dari berbagai daerah. Malioboro salah satu tempat wisata yang padat dikunjungi oleh wisatawan. Satu yang menarik disepanjang jalan malioboro, adalah kendaraan tradisional andong. Suara ketapal kuda menapaki aspal masih sering terdengar disekitar jalan malioboro. Suara tersebut berasal dari andong-andong yang masih beroperasi. Disela-sela kendaraan yang sudah modern andong menjadi alternative bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana malioboro.
Bapak itung (59) merupakan salah satu kusir andong yang berjajar dijalan malioboro. Sejak umur 22 beliau sudah melakoni menjadi kusir andong. Beliau setiap hari selalu bertempat disepanjang malioboro, sambil menunggu penumpang yang ingin menaiki andongnya. Suka sedih sudah dya lakoni hampir 37 tahun.
Penumpang menjadi piala berharga bagi bapak itung, dari penumpang sajalah bapak itung mendapatkan penghasilan. Hanya dengan membayar sekitar Rp30.000 penumpang sudah diajak mengellilingi tempat-tempat wisata disekitar malioboro. Lumayan murah kok mas, trus klu mampir-mapir untuk beli oleh-oleh enggak bayar lagi,hehehehe, ujar Tia. Tia merupakan pengguna dari jasa andong bapak Itung.
Rata-rata bapak itung bisa mendapatkan Rp 50.000 dalam sehari. Ya dengan penghasilan segini saya bisa menghidupi keluarga saya mas, kata Bapak Itung ketika ditanya. Penghasilan tersebut juga untuk merawat andong dan kudanya. Bapak Itung menyisihkan Rp 20.000 untuk memberi makan kuda dan setiap 15 hari sekali menggantikan sepatu kudanya,
Lampu jalan mulai menerangi jalanan sepanjang malioboro. Perjalanan untuk hari itu pun usai sudah bagi bapak Itung. Beliau mulai berjalan menuju istananya, menemui sang istri dan kedua cucunya. Mereka lah obat bagi saya, kata Bapak Itung.
Ada fenomena aneh di balik kisah sukses Detasemen Khusus 88 membekuk para teroris beberapa bulan terakhir ini. Yaitu, hampir semua terorisnya mati tertembak ataupun terbunuh dengan cara lain. Pasca peledakan hotel J.W. Marriot dan Ritz Carlton tanggal 17 Juli 2009, tak kurang dari belasan teroris yang dianggap berperan langsung dan tidak langsung telah terbunuh. Banyak pihak mengacungkan jempol terhadap ‘prestasi’ Densus 88. Memang, dari sisi produktivitas pemburuan teroris, Densus 88 amat sangat produktif. Belasan buron tewas hanya dalam kurun waktu dua bulan. Buronan nomor wahid pula. Permasalahannya adalah, haruskah mereka dibunuh?
Indonesia adalah negara hukum, dimana proses peradilan haruslah dihormati karena di forum tersebutlah alat-alat bukti dan saksi diuji dan dipertukarkan keterangannya. Di majelis yang mulia itulah informasi dan keterangan terdakwa, saksi maupun korban dan ahli diperdengarkan.
Kalaupun benar mereka adalah teroris, maka pengadilan pun bisa mengungkap lebih jauh tentang motif, tujuan, peta jaringan, peran yang dimainkan, hingga unsur kesalahan masing-masing individu. Hukuman dapat dijatuhkan sesuai dengan peran dan derajat kesalahan serta tanggungjawab yang diemban setiap individu. Palu hakim masih memberikan beberapa pilihan. Sangat berbeda dengan laras senapan senapan polisi yang seringkali tanpa kompromi dan tak pula bertelinga.
Aksi penumpasan jaringan teroris yang dilancarkan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror dengan jalan menembak mati para pelaku di lokasi penggerebekan banyak menuai protes. Dalam menjalankan tugas Polri hendaknya harus tetap menegakkan prinsip-prinsip hukum. Orang-orang yang diduga teroris, cukup dilumpuhkan saja, jangan ditembak mati. Belakangan masyarakat sudah mulai kurang simpati dengan langkah Densus 88. Apresiasi terhadap keberhasilan Densus membongkar jaringan teroris sudah mulai berkurang. Kini yang muncul malah pertanyaan. Ada kesan polisi menggerebek sarang teroris itu hanya untuk pencitraan atau mengalihkan isu saja. Bisa jadi keberhasilan Densus 88 di tengah keterpojokan pemerintah dalam kasus Bank Century ini bagian dari proses yang normal. Hal ini mengingatkan kita pada keberhasilan Densus 88 AT menembak mati Noordin M. Top saat dugaan adanya kriminalisasi KPK yang menjadi ikon perseteruan Polri dengan KPK.
Maka, jangan heran jika kini ada pembalikan opini publik yang luar biasa seiring dengan keberhasilan pasukan Densus 88 dalam berbagai aksi penyergapan, baku tembak, dan penangkapan terduga teroris. Kesuksesan Polri saat menyergap dan menembak mati teroris terakhir di Solo dan Sukoharjo seakan menjadi puncak kedahsyatan pasukan Densus 88, setelah mereka juga berhasil menewaskan gembong teroris lainnya seperti Dr Azahari, Noor Din M. Top, dan Dulmatin. Dalam sejarahnya, barangkali belum pernah Polri mendapatkan dukungan publik sebesar saat mereka melakukan perang terhadap terorisme seperti sekarang ini.
Yang perlu diingat, keberhasilan yang dicapai bukanlah akhir dari sebuah pencarian tokoh teroris utama, tetapi justru merupakan sebuah awal pengumpulan bahan keterangan, tentang bagaimana masa depan, kemampuan dan arah serangan para murid DR Azhari serta kader dan simpatisan Noordin.
Penggerebekan teroris kembali terjadi, kali ini tim datasemen khusus (Densus) 88 Polri menggerebek tiga lokasi di Cawang (Jakarta), Cikampek (Karawang), dan Sukoharjo (Jawa Tengah). Kali ini pihak kepolisian mendapat informasi bahwa teroris kali ini berencana untuk menembak mati Presiden Indonesia yakni Susilo Bambang Yudhoyono pada saat pelaksaan upacara hari kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2010 nanti. Untungnya para perilaku terorisme ini sudah berhasil dilumpuhkan.
Dalam penangkapan terakhir, pihak kepolisian mendapat informasi bahwa teroris kali ini lebih memilih beraksi secara lebih “tenang” dari pada seperti biasanya yaitu memakai bom. Teroris lebih memilih menggunakan penembak jitu atau sniper. Informasi ini jelas membuat oihak kepolisian harus lebih waspad, karena jelas sudah bahwa rencana itu kemungkinan besar bias dilaksanakan pada saat upacara kemerdekaan di Istana Merdeka mendatang, karena walaupun telah banyak teroris yang tertangkap dan ditembak mati oleh polisi ataupun Densus, tetap saja jumlah teroris yang ada di Indonesia pastilah tidak sedikit dan tidak mudah untuk menelurusi keberadaan mereka.
Kali ini, pihak dari kepolisian maupun Densus 88 tidak ragu-ragu untuk langsung menembak mati para teroris sewaktu penyergapan. Hal tersebut dirasa memang perlu karena jika ragu-ragu terhadap teroris itu menjadi kelemahan pada kepolisian dan Densus 88, karena teroris tidak pernah ragu-ragu dalam aksinya.
Nama : Dimaz Arta Prasetya Kelas : G NIM : 153080175 (Tajuk)
Dalam sidang pleno ke-83, yang dilakukan oleh Majelis Umum PBB telah mencanangkan dan memutuskan tahun 2010 sebagai Tahun Biodiversitas. Biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah suatuistilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis. Tahun Biodiversitas merupakan sebgai wujud peringatan atas keanekaragaman hayati atau The International Year of Biodiversity yang semakin menuai puncak titik kerusakan. Munculnya alas an pencangan ini timbul manakala muncul ketakutan dan kekhawatiran atas punahnya spesies di dunia, termasuk manusia sendiri.
Kesepakatan bersama menjadikan tahun 2010 sebagai Tahun Biodiversitas (keaneka ragaman hayati) tak lepas dari semakin buruknya kondisi kehidupan alam sekitar. Sebut saja illegal logging, tindakan illegal logging secara besar-besaran dan tak beraturan itu, telah merusak keprawanan hutan. Dan ini sangat rawan menimbulkan berbagai bencana, mulai dari tanaha longsor, banjir serta yang paling mengerikan yakni pemanasan global. Tidak hanya itu, pengeksplotasian alam yang berskala besar telah berimplikasi pada keterancaman semua makhluk di bumi.
Contoh konkretyang sangat tampak sekali akhir-akhir ini adalah terkait masalah pemanasan global. Dalam hal ini dampak yang dihasilkan dari pemanasan global sangatlah bervariasi. Mulai dari perubahan iklim yang ekstrem, dan semuanya itu berawal dari ulah (aktifitas produksi) manusia itu sendiri. Munculnya fenomena semacam ini telah menjadi momok yang senantiasa mengamcam keberlangsungan hidup.
Sadar atau tidak implikasi yang dihasilkan oleh semuanya itu menjadi tanda tanya besar. Pasalnya cuaca ekstrem yang ada merupakan wujud dari produk pemanasan global. Produk global warming berupa becana cuaca buruk telah terjadi hamper di seluruh bagian-bagian Negara belahan dunia.
Mengacu pada Fenomena tersebut, sangat Nampak sekali bahwa kelabilan iklim yang ditunjukan alam (Bumi) menimbulkan keresahan yang amat mendalam. Masalahnya, kondisi itu menyangkut masalah masa depan Bumi dan seluruh kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia.
Jadi salah besar, jika di Tahun Biodiversitas atau tahun keanekaragaman hayati yang dicanangkan oleh PBB ini, kesadaran akan merawat alam masih menjadi hal yang sangat aneh. Sudah lebih dari cukup kita harus melihat bencana demi bencana terus menerus terjadi dan imbasnya selalu merugikan kehidupan semua manusia. Masalah keanekaragaman hayati harus kita tempatkan dalam konteks multidisiplin sehingga dalam melihat isu ini dan mencari solusinya kita perlu mengombinasikan ilmu alam, social, manusia, kebudayaan dan keanekaragamannya.
Perkembangan televisi di Indonesia saat ini sudah berkembang sangat pesat. Perkembangan televisi juga ikut mempengaruhi perkembangan berbagai macam konten acara yang disuguhkan kepada pemirsa. Untuk mendapatkan tingginya rating, tidak jarang stasiun televisi kehabisan akal dan mencoba untuk meniru programa stasiun televisi lain yang rating-nya dianggap tinggi, tidak terkecuali programa reality show.
Pengertian dari reality show itu sendiri adalah genre acara televisi yang menggambarkan adegan yang seakan-akan benar-benar berlangsung tanpa skenario, dengan pemain yang umumnya khalayak umum biasa, bukan pemeran. (http://id.wikipedia.org/wiki/Reality_show). Reality show di Indonesia diramu dengan penambahan-penambahan (rekayasa) tertentu agar alur ceritanya menjadi lebih sendu.
Menarik sekali menyimak berbagai banyaknya programa reality show yang lalu lalang di layar kaca pemirsa Indonesia. Programa reality show yang saat ini banyak ditonton di tanah air adalah Termehek-Mehek. Alur cerita yang sama terjadi hampir disetiap episode yang ditayangkan. Tayangan seperti inilah yang sangat disenangi oleh penonton di Indonesia. Menurut data dari tulisan Pracoyo Wiryoutomo pada http://www.kompas.com pada Selasa, 6 Januari 2009 tertera, untuk tayangan Termehek-Mehek menembus average rating 7.2, dan share 26.6. Termehek-mehek adalah programa dengan rating dan share tertinggi di TRANS TV, bahkan semua stasiun televisi di Indonesia.
Sukses program ini seperti biasa, langsung mendapat “sambutan” dari stasiun televisi yang lainnya. Programa sejenis (reality show) yang ditayangkan pun menuai hasil yang bagus. Susilo dalam Jurnal Komunikasi (2005:11) menulis bahwa televisi merupakan anak kandung dari kapitalisme. Televisi akan melahirkan programa yang digemari khalayak, apapun macamnya. Selama tayangan tersebut masih mendatangkan keuntungan melimpah, acara tersebut akan selalu ditayangkan. Namun, bila masyarakat sudah mulai jenuh, tayangan tersebut dengan sendirinya akan ditinggalkan. Begitulah kondisi yang terjadi pada penonton kita.
Adanya kesamaan cerita dengan kejadian yang pernah atau sedang dialami oleh penonton serta kondisi sosial masyarakat Indonesia yang suka tertawa di atas penderitaan orang lain juga mempengaruhi digandrunginya programa-programa reality show. Inilah yang menjadi magnet mengapa penonton lebih memilih untuk mengganti saluran televisinya hanya untuk menonton reality show yang benar-benar sudah dimengerti oleh mereka bahwa tayangan tersebut hanya rekayasa semata, daripada menonton berita ataupun tayangan yang ber-genre edukasi dan mengandung nilai moral yang tinggi lainnya.
Di dunia pertelevisian, yang menjadi “Tuhan” adalah rating dan share. Angka rating menempati posisi penting di dunia televisi Indonesia. Bagi mereka, rating menjadi acuan utama. Angka rating menunjukkan berapa banyak suatu program ditonton oleh pemirsa televisi. Suatu program yang mempunyai rating tinggi lebih punya potensi mendapatkan iklan. Sebaliknya, acara yang rating-nya rendah, betapapun bagusnya acara itu, tidak mendapatkan pemasukan melalui iklan. (Jurnal Pemantau Media No. 70/2008 hal 4). Ketika rating sebuah programa tinggi, kontan saja para pemasang iklan memburu tayangan tersebut untuk dijadikan spot iklan. Para pemasang iklan mempertimbangkan, apabila rating programa tersebut tinggi, maka acara tersebut pasti banyak ditonton pemirsa, lalu ketika acara tersebut banyak ditonton, iklan mereka juga pastinya akan banyak ditonton pemirsa dan berharap adanya feedback untuk membeli produk yang diiklankan. Kesuksesan sebuah programa televisi di Indonesia juga bergantung pada banyaknya pemasukan iklan untuk programa yang akan ditayangkan.
Programa reality show yang sudah ada bahkan mungkin yang nantinya akan ditayangkan dengan konsep yang berbeda baiknya lebih memperlihatkan kebenaran yang sebenar-benarnya, bukannya kebenaran atau realita yang direkayasa dan didramatisir sedemikian rupa seperti yang selama ini kita lihat di layar kaca kita. Bukan juga khayalan-khayalan yang tinggi dan tidak akan bisa dicapai secara realistis. Semoga saja programa-programa reality show yang benar-benar realita semakin banyak karena dari acara tersebut kita mengetahui realita sebenarnya yang terjadi disekitar kita dan media serta masyarakat dapat menjalankan tugas sebagai fungsi pengawasan dan pengingat kepada pihak-pihak tertentu dari sindiran-sindiran halus yang ditayangkan di programa reality show.
Apa jadinya jika pemimpin Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat adalah perempuan? Pernyataan Sri Sultan Hamengkubowono X akhir pekan lalu tentang kemungkinan penerus tahtanya adalah perempuan memang mengejutkan berbagai kalangan di DIY. Beragam tanggapan pun muncul dari abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat hingga masyarakat luas di DIY.
Akhir pekan lalu, Raja Jawa yang diangkat sejak tahun 1989 itu mengatakan bahwa penerus tahtanya sebagai Sultan bisa saja dari perempuan. Memang pada kenyataannya, Sultan HB X tidak mempunyai keturunan laki-laki yang biasanya dalam aturan sebuah kerajaan dipastikan naik menggantikan ayahnya sebagai pemegang tahta. Apabila pernyataan Sultan ini terealisasikan, maka mau tidak mau GKR Pembayun, keturunan Sri Sultan Hamengkubowono IX akan naik tahta menggantikan ayahnya.
Pernyataan orang nomor satu di DIY tersebut menuai beragam komentar dari masyarakat. Mereka yang pro berdasar pada hukum demokrasi bahwa seorang perempuan juga berhak menduduki tahta, sedangkan kalangan yang tidak setuju berpegang pada pakem paugeran bahwa seorang raja adalah Sayidin Panatagama Kalifatullah dan dia adalah laki-laki.
Dalam paugeran Keraton, tahta mahkota harus diduduki oleh seorang laki-laki, bukannya perempuan. Kedudukan Raja keraton yang laki-laki juga sudah disesuaikan dengan prinsip-prinsip agama yang dianut yaitu Islam. Paugeran Keraton menyepakati bahwa Keraton itu adalah seorang Sayidin Panitagama Khalifatullah. Dalam catatan sejarah memang tidak ada seorang khalifah dijabat oleh seorang perempuan. Sementara, di kalangan masyarakat menilai hal tersebut justru akan membawa gejolak berkepanjangan.
Ini merupakan tantangan Keraton yang masih tradisional dan memegang teguh prinsip kebudayaan didalamnya untuk melakukan reformasi seiring dengan modernisasi yang dituntut agar dinamis. Mereka mayoritas berpandangan Keraton dipimpin oleh seorang laki-laki, namun di zaman yang seperti ini, pihak Keraton sendiri haruslah membuka mata bahwa ini adalah zaman modernisasi. Zaman dimana apapun bisa terjadi. Keraton haruslah luwes. Indonesia adalah salah satu negara yang mengagung-agungkan permasalahan gender. Perempuan di Indonesia hampir dikatakan setara dengan laki-laki. Saat ini, perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama.
Keraton dipimpin oleh Raja yang perempuan memang tidak masalah. Karena itu, tidak ada lagi perbedaan dalam cara memimpin. Akan tetapi memang perlu dipertimbangkan dari berbagai aspek. Hal itu dikarenakan gender memang tidak bisa dikaitkan dengan suksesi di Keraton. Beberapa aspek diantaranya adalah dari aspek konstruksi sosial dan budaya. Dua aspek tersebut tidak akan bisa lepas begitu saja dari keberadaan Keraton. Kalaupun perempuan tersebut memiliki kemampuan untuk memimpin Keraton, kenapa tidak dia saja yang memimpin. Asalkan masyarakat DIY bisa menerima dan mau dipimpin oleh seorang perempuan.
Toh juga Indonesia adalah negara yang hebat, Presiden saja pernah dijabat oleh seorang perempuan, Gubernur pun demikian, kita tahu di Banten, Ratu Atut menjadi pemimpin daerah disana. Mengapa Sultan di Keraton tidak bisa dijabat seorang perempuan?
Bukanlah waktu yang singkat untuk seorang ibu penjual es dawet yang biasa berjualan di depan pasar Beringharjo Yogyakarta. Sartika, Ibu yang mencari nafkah untuk keluarganya di Wonosari punya sedikit cerita untuk PAIJO.
Bermodalkan dana 2,5 juta rupiah, sepuluh tahun yang lalu Sartika memulai usaha berjualan Es Dawet di depan Pasar Beringharjo. Awalnya berjualan di daerah Pasar Beringharjo pada waktu itu bukanlah hal yang mudah, dari mencari tempat untuk berjualan sampai menemukan cara untuk menarik pelanggan. Masih sering terjadi penggusuran oleh pemkot kota Yogyakarta terhadap pedagang-pedagang di sekitar pasar saat itu, bukan sebuah hal yang aneh bila terkadang Sartika harus di kejar-kejar oleh SATPOL PP karena berdagang di daerah pasar. Beruntung sekarang masalah tersebut sudah dapat diatasi dengan membayar uang sewa tempat sebesar 25ribu rupiah tiap bulannya. Barang bawaan berupa meja dan tetek bengek peralatan berjualan pun sekarang dapat di titipkan pada pengelola pasar Beringharjo. Biaya penitipan barang tersebut hanya 500 rupiah per hari, biaya yang sangat membantu para penjual tentunya.
Per harinya, Sartika biasa mengeluarkan modal untuk berjualan paling mahal sebesar 250ribu rupiah. Jika sekiranya sepi mungkin 150ribu saja sudah cukup untuk modal jualan perhari. Banyak faktor yang berpengaruh pada kegiatan berjualan Es dawet, salah satunya faktor cuaca. Jika cuaca sedang terik dan panas, Sartika bisa meraih keuntungan yang besar sebaliknya jika cuaca hujan atau dingin, tidak seberapa pemasukan yang di dapat olehnya.
Dalam tempo 10 tahun berjualan Es dawet, Sartika dapat menyekolahkan ke dua anaknya, anak pertama sekarang sudah hampir lulus dari salah satu Universitas di Yogyakarta sedangkan anak keduanya sedang bersekolah di salah satu SMA Wonosari.
Nama : Dimaz Arta Prasetya
NIM : 153080175
Kelas : G
PAIJO merupakan singkatan dari Portal Andalan Informasi Jogja yang didirikan atas inisiatif lima mahasiswa program studi Jurusan Ilmu Komunikasi UPN "Veteran" Yogyakarta, mereka adalah Aditya Anggara (Pemimpin Redaksi), Winda Adividya (Marketing), Dimaz Arta P. (Creative Designer), Cakra Virajati (Reporter) dan Taufan Jati Pamungkas (Fotografer). Tujuan didirikannya PAIJO tentunya adalah untuk membagi informsi kepada masyarakat luas tentang informasi teranyar dari Jogjakarta dan sekitarnya.