Selasa, 13 April 2010

Seorang Mahasiswa UPN Menghajar Temannya

Seorang Mahasiswa UPN Menghajar Temannya
Gorongan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta, merasa terhina seorang mahasiswa UPN Yogyakarta menghajar mahasiswa berinisial SP mahasiswa UPN Yogyakarta.
Bermula ketika Galih menerima pesan singkat dari nomor asing, yaitu SP. SP mengira bahwa nomor yang dimiliki Galih adalah nomor kekasih Galih, yang mana nomor itu diberikan oleh salah satu teman SP yang menganggap bahwa kekasih Galih adalah seorang wanita panggilan.
Rupanya Galih mempunyai niatan untuk menjebak SP yang mempunyai niat untuk bermalam dengan kekasihnya dengan bayaran Rp 800.000,-. Mahasiswa UPN itu berpura-pura menjadi seorang wanita (kekasihnya), sampai pada akhirnya mereka bersepakat untuk merencakan bertemu di ujung gang yang tidak jauh dari kos Galih.
Tepat jam 12.00 WIB, tengah malam pada hari Selasa, 6 April 2006 mereka bertemu. Pada saat bertemu, Galih mencoba menghubungi nomor SP, disitu terlihat SP mengangkat teleponnya, seketika itu juga Galih menarik SP untuk diinterogasi di kosnya.
Ketika sampai di kos Galih, SP mulai diinterograsi oleh Galih dan teman-
temannya. SP yang mulai merasa ketakutan dihajar oleh Galih dan teman-temannya yang mulai geram dengan pengakuan SP yang berbelit-belit. “ Orangnya langsung aja dipukulin, karena dia kalau dimintai keterangan nggak ngaku-ngaku dan berbelit-belit, semakin lama kita juga semakin emosi” begitu keterangan dari Roni sebagai saksi mata, sekaligus pemilik kamar TKP.
Keramaian itu mengundang warga, pemilik kos dan juga ketu RT setempat. Ketua RT menghimbau agar permasalahan diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Kemudian SP dibawa oleh Galih dan salah satu temannya di lapangan barat UPN untuk dimintai keterangan, sekaligus menghindari dari keramaian warga sekitar.
Ketika di lapangan, SP memberikan sejumlah uang sebesar Rp 700.000,- sebagai permintaan maaf dan menyerahkan KTMnya. Keesokan harinya Galih menceritakan kejadian itu kepada kekasihnya. Namun kekasihnya merasa tidak terima untuk menerima uang Rp 700.000,-. “ Cewekku merasa kalau uang diterima, berarti sama saja dia mau kalau dibayar. Jadi akhirnya aku kembaliin uangnya waktu besoknya SP ngambil KTMnya”. Papar Galih ketika dimintai keterangan Selasa, 13 April 2010. Akhirnya masalah pun terselesaikan dengan cara kekeluargaan.(Winda Adividya-153080168)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar