Karena padamnya listrik di Pasar Bringharjo selama empat hari sejak Jumat (5/4), pedagang rugi hingga 60%. Padamnya listrik pasar tertua di Jogja ini disebabkan meledaknya travo pasar Bringharjo.
Para pedagang mengeluh omset pemasukannya turun sangat drastis akibat padamnya listrik tersebut, karena terjadi diakhir pekan yang biasanya menjadi lumbung pendapatan bagi para pedagang. Eko, salah satu pedagang batik di Bringharjo mengatakan, saya merugi hingga sekitar 60% ketika listrik mati kemarin. Suasana pasar yang memang ramai di weekend menjadi sepi gara-gara listrik mati. Pedagang dan pembeli merasa kepanasan karena kipasnya mati. Ini membuat pembeli enggan untuk belanja, tambahnya.
Ketika listrik padam, para pedagang menggunakan lilin untuk menggantikan penerangan yang ada. Hanya saja resiko terjadinya kebakaran tinggi. Para pedagang takut dan memilih untuk menggunakan lampu emergency, namun daya tahan lampu emergency sendiri tidak terlalu lama. Sebagian besar pedagang juga tampak mengusahakan sendiri penerangan menggunakan genset kecil, aki kecil maupun senter.
Terpisah, ketika ditemui PAIJO, petugas KP2 Pasar Bringharjo, Sugiman, menjelaskan, travo yang meledak sudah bisa teratasi dengan pinjaman travo dari pemerintah kota (pemkot) Jogja. Sebelumnya memang para pedagang sepakat untuk meminjam genset selama padamnya listrik dengan cara urunan, karena memang kegiatan transaksi jual-beli mereka menjadi terganggu. Kami dari dinas pasar sudah mengadu kepada pemkot untuk memperbaiki travo yang rusak secepatnya.
Dari hasil pantauan PAIJO, pasar Bringharjo sudah dipadati pengunjung. Lampu penerangan los pedagang juga menyala dengan bantuan travo yang ada. Pedagang dan pembeli sudah melakukan transaksi seperti biasa. Tindak kriminalitas yang sebelumnya dikhawatirkan pengunjung juga tidak terjadi. (Cakra Virajati/PAIJO)
Nama : Cakra Virajati
NIM : 153080155
Kelas : G
(Hard News)
Selasa, 13 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar