Selasa, 13 April 2010

Ngeban Tempat Nongkrongnya Anak Gaul

Siapa yang belum tahu ngeban??? Salah satu tempat nongkrongnya anak-anak gaul di Yogyakarta. Sayup-sayup suara hembusan angin dan gemercik sungai kecil terdengar di keramaian tawa dan obrolan para pengunjung Ngeban. Dengan cahaya lilin di bangku-bangku dan obor di alam terbuka semakin membuat pengunjung semakin berada di alam bebasTepatnya di daerah Nologaten-Yogyakarta, tempatnya tak pernah sepi pengunjung. Meyesalkah?? Kalau belum pernah ke sana bakalan nyesel deh….
Kebanyakan anak muda yang menghabiskan malamnya untuk berkumpul dengan teman-temannya. Tidak jarang juga ada yang membawa gitat untuk bernyanyi-nyanyi, dan adapula yang membawa kartu untuk sekedar bermain-main. Semua kalangan menjadi satu, baik yang berkendaraan motor ataupun mobil. Last order tutup pada jam 12 malam, namun tempat tongkrongan itu sendiri tutup pada jam 01.00 dinihari, sedikit berbeda jika waktu-waktu ramai misalnya malam minggu.
Tidak sedikit anak-anak komunikasi-UPN nongkrong di ngeban, dan tidak jarang juga beberapa mahasiswa mengadakan acara di ngeban. Selain tempatnya yang luas dan menyatu dengan alam, Ngeban juga sudah terkenal sehingga banyak yang tahu daerah itu. Menu makanan atau minuman sebagai pendamping teman obrolan juga bervariasi, ada juga camilan seperti gorengan. Selain itu, di Ngeban juga menyediakan Sisha, seperti rokok namun mempunyai rasa buah-buahan dan beraroma buah. Harga yang dipatok pun tidak terlalu mahal, tidak sampai menguras kantong mahasiswa, relative untuk ukuran mahasiswa. “ Soalnya tempatnya enak sih, luas juga, kalu mau bikin keramaian jadi nggak usah sungkan-sungkan”, papar Julian salah satu mahasiswa yang sering meghabiskan waktu luangnya untuk berkumpul di Ngeban dengan teman-temannya setiap hari Jum’at malam.
Bagi anda yang sering menghabiskan waktu luang malam untuk berkumpul dengan teman-teman, perlu mencoba tempat yang satu ini.

Nama :Winda Adividya
NIM : 153080168
Kelas : G

BEM SI Deklarasikan Tugu Yogyakarta

Setelah melakukan Rakernas BEM SI 2010, puluhan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa seluruh Indonesia (BEM SI) melakukan aksi unjuk rasa untuk membacakan Deklarasi Tugu Yogyakarta sebagai hasil dari Rakernas BEM 2010, Senin (12/4)
Dalam unjuk rasa yang digelar di Tugu Yogyakarta ini, BEM SI menuntut pemerintah untuk mendesak KPK untuk segera menuntaskan skandal Bank Century, menyatakan dukungannya kepada putusan MK dalam membatalkan UU BHP, menuntut adanya negoisasi ulang Indonesia dengan ACFTA dan menuntaskan reformasi birokrasi dalam segala sektor birokrasi pemerintah.

“Masih banyak permasalahan pelik yang belum bisa diselesaikan oleh pemerintah pasca reformasi. Mahasiswa seharusnya menjadi pengawal dan menciptakan perbaikan untuk Indonesia. Ini semua tertuang dalam deklarasi Tugu Yogyakarta”, kata Koordinator Aksi, Fiqi Ahmad dalam orasinya. BEM SI tetap berkomitmen untuk tetap mengawal pemerintahan saat ini, jelasnya.

Nama : Dimaz Arta Prasetya
NIM : 153080175
Kelas : G

(soft news)

DPRD DIY Gelar Public Hearing LPKJ 2009

Walaupun asumsi dasar APBD DIY 2009 tidak tercapai, pendapatan anggaran Propinsi DIY naik 12%.

Demikian di ungkap oleh Dr. Sriyati Ningsih selaku pakar ekonomi dari Universitas Gajah Mada dalam acara Public Hearing di ruang sidang paripurna DPRD Pripinsi DIY yang membahas tentang laporan keterangan pertanggung jawaban (LPKJ) Gubernur DIY tahun 2009, Senin (12/4). Sriyati menambahkan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pertumbuhan ekonomi yang kurang dari 4,5% di Yogyakarta. Asumsi dasar APBD menargetkan pertumbuhan ekonomi 4,5%.

Sementara di sektor kemiskinan angka kemungkinan di kota memiliki angka berbeda. Di kota, angka kemiskinan mencapai 17,23% sedangkan di pedesaan 24,32%. Angka kemiskinan nasional sendiri berjumlah 14%. Awalnya angka yang di targetkan di daerah sebesar 16,86%. Ini menjadi tanda tanya besar, padahal manusianya memiliki SDM yang bagus dan lebih tinggi dari tingkat SDM nasional, namun karena pengangguran yang banyaklah yang menyebabkan angka kemiskinan menjadi tinggi.

Public Hearing ini di gelar untuk meminta tanggapan dari masyarakat mengenai kinerja PemProp DIY tahun2009 yang di hadiri masyarakat, media, Anggota DPR, pansus, dan Ketua DPRD Propinsi Banten yang sedang melakukan kunjungan ke DPRD DIY.

Nama : Dimaz Arta Prasetya
NIM : 153080175
Kelas : G

(Hard news)

Kuliah umum komunikasi UPN dipadati mahasiswa

SLEMAN - Agung Prabowo, Ketua Jurusan ilmu komunikasi UPN “veteran” Yogyakarta, menjelaskan bahwa kuliah umum ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa baru untuk tentang dunia penyiaran ditengah industri televisi yang semakin kompetitif.

Ishadi SK selaku Komisaris Trans corp. yang menjadi narasumber dikuliah umum yang bertema Industri dan Bisnis Televisi Indonesia. Ia juga menjelaskan bahwa persaingan dunia broadcasting televisi Indonesia saat ini semakin sulit. Lulusan komunikasi harus mempunyai skill yang membedakannya dengan lulusan lain, agar bisa bersaing dengan lulusan lain, paparnya.

Kuliah umum ini diikuti oleh ratusan mahasiswa dari UPN “Veteran” Yogyakarta. Alif, salah satu peserta kuliah umum ini, mengaku bahwa kegiatan ini menambah wawasannya di dunia broadcast yang memang kedepannya ingin mengambil konsentrasi Broadcasting. (Taufan Jati Pamungkas/PAIJO)

Nama : Taufan Jati Pamungkas
NIM : 153080193
Kelas : G

(Soft News)

BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrem

YOGYAKARTA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY. Memberikan himbauan kepada masyarakat agar waspada terhadap cuaca ekstrim yang melanda yogyakarta, hal ini terkait dengan perubahan cuaca yang tidak menentu.

Demikian diungkap kepala seksi data dan informasi (BMKG) Tony A. Wijaya, S.Si. dalam wawancara dengan PAIJO, Senin (12/4), yang mengatakan akhir-akhir ini kondisi cuaca di Indonesia khususnya Jogja cenderung berubah-ubah atau dinamis karena dinamika cuaca yang tidak stabil. Ini dikarenakan faktor-faktor kondisi lingkungan yang berubah dan aktifitas manusia yang mempengaruhi lingkungan, terangnya.

Memasuki masa pancaroba atau masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau dan sebaliknya musim kemarau kehujan seperti saat ini, masyarakat harus mengantisipasi dari sekarang. Menurut Tony, kondisi ini ditandai dengan cenderung panasnya cuaca dipagi hari dan sore harinya terbentuk awan colubus lingus, yang menyebabkan petir dan hujan deras.

BMKG sendiri menyarankan masyarakat yang bekerja di sektor pertanian dan kelautan diminta lebih waspada, karena di sektor pertanian sendiri kemarau tahun ini akan lebih panjang dari kemarau sebelumnya. Sedangkan di sektor kelautan, angin kencang patut diwaspadai oleh nelayan karena ombak bisa mencapai 3-6 meter diwilayah pantai selatan. (Taufan Jati Pamungkas/PAIJO)

Nama : Taufan Jati Pamungkas
NIM : 153080193
Kelas : G

(Hard News)

Mengenalkan Kereta Api pada Anak di Lempuyangan.

YOGYAKARTA - Bagi masyarakat Yogyakarta, setiap sudut kota memang mempunyai daya tarik tersendiri. Teteg sepur Lempuyangan misalnya. Sebenarnya tidak ada yang istimewa di teteg sepur ini. Seperti biasa, tetek Lempuyangan ini akan tertutup jika ada kereta api yang lewat dan terbuka setelah kereta melewati rel tersebut.

Namun cobalah untuk datang saat sore hari. Terutama bagi masyarakat Yogyakarta yang mempunyai anak-anak. Tetek sepur Lempuyangan ini cukup rame dan dipenuhi orang tua yang sedang bermain dengan anak-anaknya setiap sore. Ternyata teteg sepur Lempuyangan ini telah menjadi wisata lokal untuk mengenalkan kereta api kepada anak-anak oleh orang tuanya.

Prawiro misalnya, jauh-jauh dari Pogung Sleman Yogyakarta hanya ingin mengantarkan anaknya yang berumur dua tahun agar dapat mengenal secara langsung kereta api. "Disini anak saya dapat melihat langsung kereta api," katanya.

Bagi Prawiro sore hari bisa bermain di teteg sepur Lempuyangan sangat menyenangkan. "Selain dapat mengenalkan secara langsung kereta api, ia dapat sekaligus mengisi waktu sore hari bersama keluarga," tambahnya.

Hampir tiga tahun ini teteg sepur Lempuyangan ramai dikunjungi setiap sorenya. Pengunjung tidak hanya berasal dari daerah sekitar saja, tetapi dari Taman Siswa maupun Sleman. Selain menikmati kereta api yang sedang lewat untuk anak-anak, teteg sepur ini tambah ramai karena beragam permainan anak-anak juga ada, antara lain odong-odong. Selain itu, berbagai makanan ringan juga dijajakan di sini, seperti sate madura, jagung bakar dan minuman ronde.

Teteg sepur ini memang kini menjadi tempat wisata yang menarik. Banyaknya masyarakat yang mengajak anaknya untuk bermain dan mengenalkan kereta api, menjadikan tempat ini menjadi kawasan wisata yang edukatif. Tetapi hendaknya orang tua tidak lengah saat bermain-main di teteg sepur ini. Karena setiap akan melintas kereta api walaupun sudah ada tanda peringatannya. (Aditya Anggara/PAIJO)


Nama : Aditya Anggara
NIM : 153080164
Kelas : G

(soft news)

Cuaca Ekstrem Landa Sebagian Yogyakarta

SLEMAN - Akhir-akhir ini cuaca ekstrem mulai melanda wilayah Yogyakarta. Intensitas hujan dibawah batas normal. Jika kondisi cuaca berlanjut seperti ini maka masyarakat diminta waspada.

Menurut keterangan kepala seksi data dan informasi BMKG (Badan meteorology Klimatologi dan Geofisika) Tony A. Wijaya, S SI., curah hujan di wilayah Yogyakarta menurun dan berada dibawah batas normal. Yogyakarta sendiri dibagi menjadi tiga zona, yaitu zona utara terdiri dari Sleman, Kulonprogo, Kota, dan zona timur terdiri Gunung Kidul dan yang terakhir zona selatan yakni Bantul. Beberapa wilayah dari zona tersebut mengalami curah hujan menurun, jelasnya.

Tahun ini ketika memasuki musim pancaroba curah hujan menurun dibawah rata-rata. Pancaroba merupakan masa transisi dari musim kemarau ke musim penghujan dan juga sebaliknya dari musim penghujan ke musim kemarau. Pancaroba ditandai dengan panas terik di pagi hari sampai siang hari dan berawan yang terkadang mendung disore hari. Hal tersebut juga dipengaruhi dengan global warming yang melanda bumi. Banyak faktor mempengaruhi terjadinya global warming, dengan berkurangnya ruang hijau dibumi dan banyaknya pabrik industri menjadi global warming terjadi.

Warga diminta untuk mempersiapkan ketika memasuki musim kemarau. Musim kemarau biasanya datang dibulan Mei sampai dengan September. Didalam musim kemarau curah hujan menurun. Masyarakat bisa melakukan beberapa persiapan seperti embung, dan untuk pertanian disarankan untuk membuat tadah hujan, sarannya. (Aditya Anggara/PAIJO)


Nama : Aditya Anggara
NIM : 153080164
Kelas : G

(hard news)

Masyarakat Diminta Siapkan Alternatif

“Memasuki musim pancaroba tahun ini mengakibatkan cuaca ekstrem terjadi di beberapa wilayah Yogyakarta. Sektor pertanian diminta waspada karena cuaca tidak menentu, kemarau bisa teradi lebih lama”, kata Tony A. Wijaya, S.Si., Kepala Data dan Informasi BMKG DIY.

Curah hujan di beberapa wilayah di Yogyakarta, seperti Sleman, Kulonprogo dan Bantul mengalami penurunan dari angka normal. Rata-rata curah hujan berkisar antara 70%-85% dari 285 mm volume hujan yang terjadi. Ini mengakibatkan kemarau yang lebih panjang, dimulai dari bulan Mei hingga September. Masyarakat yang bekerja diwilayah pertanian diminta untuk menyiapkan segala alternatif apabila kemarau datang lebih cepat bahkan akan berlangsung lebih lama, tambah Tony.

Masyarakat bisa mencegah kekurangan air dengan membuat tadah air seperti embung untuk menampung air hujan, sehingga apabila musim kemarau tiba, masyarakat tidak akan bingung lagi untuk mencari pengairan yang digunakan untuk irigasi. Embung adalah galian tanah yang dilalasi dengan plastik terpal agar air hujan yang ditampung tidak mudah meresap ke tanah. Perubahan cuaca yang ekstrem ini dikarenakan kondisi lingkungan yang berubah dan akibat aktifitas manusia yang mempengaruhi lingkungan. Faktor global warming atau pemanasan global juga menjadi salah satu penyebab ekstremnya cuaca akhir-akhir ini.

Tony juga menjelaskan, saat ini kita tidak bisa menebak kapan hujan akan datang atau kapan panas akan berakhir. Bahkan di masa pancaroba, yang seharusnya bisa ditebak, ditandai dengan terik panas yang menyengat dipagi hingga siang hari dan sore harinya akan terjadi mendung bahkan hujan ringan, sekarang ini menjadi sulit ditebak. Cuaca yang dinamis ini sudah terjadi selama kurang lebih 10 tahun belakangan ini. (Cakra Virajati/PAIJO)


Nama : Cakra Virajati
NIM : 153080155
Kelas : G

(Soft News)

Bringharjo Gelap, Pedagang Rugi

Karena padamnya listrik di Pasar Bringharjo selama empat hari sejak Jumat (5/4), pedagang rugi hingga 60%. Padamnya listrik pasar tertua di Jogja ini disebabkan meledaknya travo pasar Bringharjo.

Para pedagang mengeluh omset pemasukannya turun sangat drastis akibat padamnya listrik tersebut, karena terjadi diakhir pekan yang biasanya menjadi lumbung pendapatan bagi para pedagang. Eko, salah satu pedagang batik di Bringharjo mengatakan, saya merugi hingga sekitar 60% ketika listrik mati kemarin. Suasana pasar yang memang ramai di weekend menjadi sepi gara-gara listrik mati. Pedagang dan pembeli merasa kepanasan karena kipasnya mati. Ini membuat pembeli enggan untuk belanja, tambahnya.

Ketika listrik padam, para pedagang menggunakan lilin untuk menggantikan penerangan yang ada. Hanya saja resiko terjadinya kebakaran tinggi. Para pedagang takut dan memilih untuk menggunakan lampu emergency, namun daya tahan lampu emergency sendiri tidak terlalu lama. Sebagian besar pedagang juga tampak mengusahakan sendiri penerangan menggunakan genset kecil, aki kecil maupun senter.

Terpisah, ketika ditemui PAIJO, petugas KP2 Pasar Bringharjo, Sugiman, menjelaskan, travo yang meledak sudah bisa teratasi dengan pinjaman travo dari pemerintah kota (pemkot) Jogja. Sebelumnya memang para pedagang sepakat untuk meminjam genset selama padamnya listrik dengan cara urunan, karena memang kegiatan transaksi jual-beli mereka menjadi terganggu. Kami dari dinas pasar sudah mengadu kepada pemkot untuk memperbaiki travo yang rusak secepatnya.

Dari hasil pantauan PAIJO, pasar Bringharjo sudah dipadati pengunjung. Lampu penerangan los pedagang juga menyala dengan bantuan travo yang ada. Pedagang dan pembeli sudah melakukan transaksi seperti biasa. Tindak kriminalitas yang sebelumnya dikhawatirkan pengunjung juga tidak terjadi. (Cakra Virajati/PAIJO)


Nama : Cakra Virajati
NIM : 153080155
Kelas : G

(Hard News)

Seorang Mahasiswa UPN Menghajar Temannya

Seorang Mahasiswa UPN Menghajar Temannya
Gorongan, Kabupaten Sleman-Yogyakarta, merasa terhina seorang mahasiswa UPN Yogyakarta menghajar mahasiswa berinisial SP mahasiswa UPN Yogyakarta.
Bermula ketika Galih menerima pesan singkat dari nomor asing, yaitu SP. SP mengira bahwa nomor yang dimiliki Galih adalah nomor kekasih Galih, yang mana nomor itu diberikan oleh salah satu teman SP yang menganggap bahwa kekasih Galih adalah seorang wanita panggilan.
Rupanya Galih mempunyai niatan untuk menjebak SP yang mempunyai niat untuk bermalam dengan kekasihnya dengan bayaran Rp 800.000,-. Mahasiswa UPN itu berpura-pura menjadi seorang wanita (kekasihnya), sampai pada akhirnya mereka bersepakat untuk merencakan bertemu di ujung gang yang tidak jauh dari kos Galih.
Tepat jam 12.00 WIB, tengah malam pada hari Selasa, 6 April 2006 mereka bertemu. Pada saat bertemu, Galih mencoba menghubungi nomor SP, disitu terlihat SP mengangkat teleponnya, seketika itu juga Galih menarik SP untuk diinterogasi di kosnya.
Ketika sampai di kos Galih, SP mulai diinterograsi oleh Galih dan teman-
temannya. SP yang mulai merasa ketakutan dihajar oleh Galih dan teman-temannya yang mulai geram dengan pengakuan SP yang berbelit-belit. “ Orangnya langsung aja dipukulin, karena dia kalau dimintai keterangan nggak ngaku-ngaku dan berbelit-belit, semakin lama kita juga semakin emosi” begitu keterangan dari Roni sebagai saksi mata, sekaligus pemilik kamar TKP.
Keramaian itu mengundang warga, pemilik kos dan juga ketu RT setempat. Ketua RT menghimbau agar permasalahan diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Kemudian SP dibawa oleh Galih dan salah satu temannya di lapangan barat UPN untuk dimintai keterangan, sekaligus menghindari dari keramaian warga sekitar.
Ketika di lapangan, SP memberikan sejumlah uang sebesar Rp 700.000,- sebagai permintaan maaf dan menyerahkan KTMnya. Keesokan harinya Galih menceritakan kejadian itu kepada kekasihnya. Namun kekasihnya merasa tidak terima untuk menerima uang Rp 700.000,-. “ Cewekku merasa kalau uang diterima, berarti sama saja dia mau kalau dibayar. Jadi akhirnya aku kembaliin uangnya waktu besoknya SP ngambil KTMnya”. Papar Galih ketika dimintai keterangan Selasa, 13 April 2010. Akhirnya masalah pun terselesaikan dengan cara kekeluargaan.(Winda Adividya-153080168)